Makalah botani
Pengembangan dan teknologi jagung
hitam sebagai jagung masa depan
Nama : Reynaldi
Nim : G11115073
Kelas : Botani J
FAKULTAS PERTANIAN
PRODI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR
Di
indonesia jagung sudah memasyarakat, bahkan dibeberapa daerah dijadikan bahan
makanan pokok yang setara dengan beras. Kini setelah swasembada pangan beras
merata, fungsi jagung telah menjadi
makanan pokok.
Jenis
jagung yang banyak disukai adalah jagung manis (sweet corn). Selain itu, hasil dari tanaman jagung yang juga
memiliki nilai tinggi adalah jagung ungu atau yang sering disebut jagung hitam
, jenis jagung ini adalah jagung yang masih langkah dan belum banyak petani
yang membudidayakannya. Permintaannya yang sangat meningkat membuat peluang
pasar jagung hitam semakin meningkat. Komoditas jagung hitam ini mempunyai
potensi besar untuk dikembangkan. Dan pengembangannya memerlukan teknik yang
sedikit berbeda dengan jagung biasa, walaupun keduanya masih merupakan hasil dari
tanaman jagung.
Di
sini penulis mencoba menyajikan teknik secara praktik mengenai budidaya jagung
hitam beserta penanganan pasca panen untuk komoditas ini. Meskipun penulis
sudah semaksimal mungkin, namun tentu saja di dalam makalah in masih banyak
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna
menyempurnakannya.
Ucapan
terimakasih penulis tujukan kepada dosen dan teman-teman yang telah membantu
penyususnan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi yang memerlukannya.
Makassar, 8
Desember 2015
Penulis
Reynaldi
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................................2
Daftar
Isi.....................................................................................................................................3
Abstrak
......................................................................................................................................4
Pendahuluan
..............................................................................................................................5
1.1 Latar Belakang
....................................................................................................................5
1.2 Tujuan dan Kegunaan..........................................................................................................6.
Luaran (Hasil Produk Yang Bisa
Jadi).......................................................................................6
Tinjauan
Pustaka........................................................................................................................7
2.1 jenis dan Varietes
Unggul....................................................................................................7
2.2 Deskripsi...............................................................................................................................7
2.3 pengolahan
Tanah................................................................................................................8
2.4
Pemupukan...........................................................................................................................8
2.5
Pemeliharaan........................................................................................................................9
2.6 Panen dan Pasca
Panen........................................................................................................9
Metode
Penulisan.....................................................................................................................10
Hasil dan
Pembahasan..............................................................................................................10
3.1 Hasil...................................................................................................................................10
3.2
Pembahasan........................................................................................................................10
Penutup.....................................................................................................................................11
4.1
kesimpulan.........................................................................................................................11
4.2
saran...................................................................................................................................11
Daftar
Pustaka..........................................................................................................................12
ABSTRAK
Reynaldi.
G11115073. Pengembangan dan teknologi jagung hitam sebagai jagung masa depan. Program
Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, 2015. Pokok
pembahasan pada penulisan makalah ini adalah menjelaskan mengenai cara mengembangkan
dan membudidayakan jagung hitam sebagai jagung masa depan yang kaya akan
manfaat. Serta menuliskan cara dalam
penanaman jagung hitam serta perawatan-perawatannya hingga menuju panen sampai
pasca panen. Dengan adanya teknologi pemanfaatan jagung sebagai salah satu
sumber pangan bagi penduduk di Indonesia, dalam meningkatkan ekonomi masyarakat
Indonesia. Serta peningkatan teknologi pasca panen sebagai langkah menuju swasembada
pangan dan meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia.
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman pangan
merupakan segala sesuatu yang bersumber dari sumber hayati dan air, baik yang
diolah maupun yang tidak diolah. Pangan diperuntukkan untuk konsumsi manusia
sebagai makanan atau minuman, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku
pangan, dan bahan-bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan,
dan pembuatan makanan atau minuman (Purwono dan
Purnamawati, 2009).
Jagung merupakan tanaman asli Benua
Amerika. Jagung telah ditanam oleh suku India jauh sebelum Benua Amerika
ditemukan. Tanaman pangan ini adalah makanan utama orang Indian. Daerah yang
anggap sebagai asal tanaman jagung adalah Meksiko tempat tersebut ditemukan biji
jagung dalam gua-gua suku Indian (Purwono dan Purnamawati, 2009).
Kebutuhan pasar meningkat dan harga
yang tinggi merupakan faktor yang dapat merangsang petani untuk mengembangkan
usaha budidaya tanaman jagung hitam ini. Apalagi letak geografis Indonesia
memiliki keuntungan, letaknya yang berada di daerah tropis memberi kesempatan
kepada hampir semua jenis tanaman untuk tumbuh dengan baik. Keuntungan lainnya
yang bisa dirasakan adalah murahnya harga tenaga kerja. Adanya
keuntungan-keuntungan tersebut seharusnya produk jagung hitam yang masih langka
ini, mampu bersaing di pasar luar negeri (Palungkun dan Budiarti, 1991).
Sayangnya, peluang pasar ini belum
dapat sepenuhnya dimanfaatkan oleh para petani dan pengusaha Indonesia karena
kurangnya pengetahuan petani terhadap jagung hitam dan teknologi prapanen dan
pascapanen yang seadanya. Hal itu merupakan kendala petani. Kendala-kendala
tersebut hendaknya bukan menjadi hambatan melainkan tantanangan bagi petani dan
pengusaha agar dapat meningkatkan mutu dan produksi untuk mengisi peluang pasar
yang ada serta menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) (Palungkun dan
Budiarti, 1991).
1.2 Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui jenis jagung hitam yang akan menjadi jagung masa depan karena
tingginya kandungan gizi yang terkandung di dalamnya serta mendemonstrasikan
peluang pasar yang terbuka untuk petani dalam mengembangkan komoditas jagung
hitam ini.
Kegunaaan
agar petani mampu mengembangkan dan membudidayakan jagung hitam secara konvensional sebagai
salah satu cara peningkatan ekonomi petani di Indonesia.
1.3 Hasil Produk Yang Bisa Jadi
Dari budidaya dan pengembangan jagung hitam tersebut
dapat menghasilkan produk seperti benih jagung hitam yang memiliki kualitas
tinggi, namun dapat juga di jadikan sebagai sumber pangan bagi masyarakat
seperti dijadikanya tepung maizena serta makanan-makanan yang dapat menjadi
makanan sehari-hari sebagian masyarakat Indonesia dan dapat pula dijadikan
sebagai bahan dalam pembuatan adonan kue khas Indonesia.
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Jenis dan Varietes Unggul
Terdapat beberapa jenis jagung yang dapat ditanam di
Indonesia yaitu dent corn (jagung gigi kuda) dan flint corn (jagung mutiara)
dan lain sebagainya. Namun pada makalah ini akan di bahas tentang jagung hitam
yang akan menjadi jagung masa depan, yang kandungan gizinya jauh lebih tinggi
dibanding jagung lainnya.
Varietes
jagung terbagi menjadi golongan bersari bebas dan hibrida. Golongan bersari
bebas diperoleh dengan seleksi masa yang
panjang sehingga diperoleh varietes unggul yang diinginkan . Benih bermutu
tinggi ditentukan oleh faktor genetik dan faktor fisik. Yang dimaksud dengan faktor
genetik adalah varietes-varietes yang mempunyai genotipe baik, misalnya
produksi tinggi, tahan terhadap hama penyakit, dan responsif terhadapan kondisi
pertumbuhan yang lebih baik.
Sedangkan yang dimaksud dengan faktor fisik
adalah benih bermutu tinggi yang meliputi kemurniaan, presentase perkecambahan
tinggi, bebas dari kotoran, dan kadar airnya rendah. Dalam budidaya jagung
hitam faktor-faktor di atas sangat perluh di perhatikan.
2.2
Deskripsi
Perakaran jagung saat kecambah adalah akar radikal.
Pada pertumbuhan selanjutnya akar tersebut digantikan oleh akar lateral.
Sejenis akar udara akan tumbuh dari buku
kedua atau ketiga di atas permukaan tanah pada saat tanaman berumur lebih dari
5 minggu. Akar udara ini berfungsi untuk menyangga batang agar tidak rebah,
selain membantu dalam penyerapan air dan hara bila akar ini menembus tanah.
Malai
bunga jantan biasanya muncul pada umur 40-50 hari setelah tanam, lalu diikuti
bunga betina 1-3 hari kemudian. Pembungaan dan penyerbukan akan terganggu bila
terjadi kekeringan dan akibatnya produksi jagung hitam menurun.
2.3
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilakukan dengan menggunakan
traktor (untuk lahan yang luas), bajak, atau cangkul. Mengolah tanah meliputi
pekerjaan memecah, membalikkan tanah, sehingga diperoleh keadaan tanah yang
gembur. Pada saat pengolahaan tanah, sebaiknya keadaan tanah tidak terlampau
basah melainkan cukup lembab sehingga mudah dikerjakan. Jika tanah terlalu
basah, maka pada saat diolah mudah lengket dan sulit menjadi gembur.
Pengelohan tanah untuk penanaman jagung hitam
sama seperti jagung biasa ataupun tanaman palawija lainnya. Cara pengolahan
untuk tanah berat yaitu dua kali pembajakan dan satu kali penggaruan, sedangkan
untuk tanah kering cukup sekali pembajakan dan sekali penggaruan. Selanjutnya
dibuat alur-alur untuk pengairan yang lebarnya 30 cm dengan kedalaman 10 cm.
Jarak tiap-tiap alur 100-120 cm.
Sebaiknya jagung hitam ditanam awal
musim hujan atau menjelang musim kemarau. Populasi tanaman merupakan faktor
yang mempengaruhi hasil. Umumnya jagung ditanam dengan populasi 60.000-70.000
tanaman per hektar, tergantung dari varietesnya. Varietes genjah lokal dapat
ditanam lebih padat hingga 100.000 tanaman per hektar. Kepadatan tanaman yang
lebih tinggi mempengaruhi besar tongkol. Bahkan pada beberapa varietes dapat
meningkatkan kerebahan dan serangan penyakit. Jarak tanaman yang dianjurkan
adalah jarak barisan 75 atau 80 cm dan jarak antartanaman dalam baris 20 atau
25 cm. Adapun lubang penanamannya dibuat dengan cara ditugal.
2.4
Pemupukan
Sebelum dilakukan penanaman, tanah yang sudah diolah
diberi pupuk dasar untuk menambah unsur hara di dalam tanah agar dapat diserap
oleh tanaman. Sebagai pupuk dasar umumnya digunakan pupuk kandang dan jenis
pupuk buatan seperti urea,TSP dan KCl yang diberikan pada saat penanaman.
Jagung merupakan tanaman yang peka
terhadap kekurangan unsur nitrogen. Kebutuhannya terhadap sumber nitrogen
(urea) dapat mencapai 250-300 kg/ha. Pupuk urea ini diberikan 1/3 dosis saat
tanaman dan saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam. Pupuk SP-36 dengan
dosis 200 kg/ha dan KCl sebesar 75-100 kg/ha diberikan pada saat tanam.
Pemberian pupuk dilakukan dalam larikan yang berjarak sekitar 7-8 cm dari lajur
lubang tanam dengan kedalaman 8-10 cm.
Cara
pemberian pupuk kandang untuk jagung hitam tidak terlalu berbeda dengan cara
pemberian pupuk dasar, yaitu dibenamkan dalam larikan atau barisan sedalam 10 cm. Jumlah pupuk kandang yang
diberikan sebanyak +_ 10
ton/ha.
2.5
Pemeliharaan
Gulma dapat menurunkan hasil jagung. Oleh karena
itu, sebaiknya pertanam jagung bebas gulma saat tanam hingga sepertiga umur
tanaman. Pembersihan gulma juga dapat mengurangi intensitas serangga penggerek
batang.
Jagung
juga perlu dibumbun pada umur 4 MST bersamaan dengan pemupukan kedua.
Pembumbunan ini untuk memperkokoh tanaman agar tidak mudah rebah. Penyakit
penting yang merugikan tanaman jagung adalah bulai (Peronosclerospora maydis dan P.turcicum). serangga di bawah umur 4
minggu sering mengakibatkan kematian. Penanggulangannya dengan cara varietes
yang ditanam tahan penyakit dan benih sebelum tanam diberi perlakuan dengan
fungisida.
Hama
penting yang menyerang jagung, seperti penggerek batang dan penggerek daun.
Hama ini dikendalikan dengan sanitasi lapang, rotasi tanaman, dan pemberian
insektisida sistemik, seperti Furadan 3G di lubang tanam dan pucuk tanaman saat
berumur 4 minggu setelah tanam.
2.6
Panen dan Pascapanen
Penanganan panen dan pascapanen jagung tergantung
tujuan dan pemanfaatannya. Panen jagung yang jatuh pada musim kemarau kan lebih
baik dari pada musim hujan karena berpengaruh terhadap waktu pemasakan biji dan
pengeringan hasil. Jagung untuk konsumsi muda dapat di panen sekitar umur 68-70
hari. Sementara itu, panen pipilan kering dilakukan pada umur 80-100 hari
setelah tanam.
Jagung
hitam dapat disimpan dalam bentuk tongkol berklobot, tongkol tanpa klobot, atau
dalam bentuk biji pipilan. Penyimpanan jagung dengan kadar air di atas 14%
rawan terkena serangan cendawan Aspergillus
sp. Semakin lama disimpan, semakin besar kemungkinan jagung terserang
cendawan ini.
METODE PENULISAN
3.1Metode
penulisan
Untuk mendapatkan data dan
informasi yang diperlukaaan, penulis mempergunakan metode observasi atau teknik
pengamatan langsung dan teknik studi kepustakaan. Tidak hanya itu, kami juga
mencari bahan dari sumber dari media masa elektronik yaitu internet.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel
kandungan gizi yang terdapat dalam jagung hitam
Nama komoditas
|
Kandungan Gizi
|
Nilai Gizi
|
Jagung
Hitam
|
Melanin
Alami
|
5%
|
Jagung
|
Amilopektin
|
28%
|
Jagung
hitam
|
Protein
kasar
|
3,8%
|
Jagung
hitam
|
Asam amino
|
3,7%
|
Jagung
hitam
|
Lemak
kasar
|
1,6%
|
Jagung
hitam
|
Seng
|
7,9 mg/kg
|
Jagung
hitam
|
Besi
|
6,7
mg/kg
|
4.2
Pembahasan
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa kandungan
gizi yang terdapat pada jagung hitam cukup banyak serta memiliki nilai kandungan gizi
yang cukup ttinggi di bandingkan dengan jagung-jagung biasa di tanam oleh
petani di Indonesia, seperti kandungan melanin yang 2 kali lebih banyak dari
jagung biasa, serta pengaruh warna hitam pada jagung ini membuat tingginya
kandungan gizi pada jagung hitam tersebut.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Jagung merupakan salah satu makanan
pokok yang dapat menjadi komoditi yang dapat di andalkan dalam sektor pertanian
di Indonesia, apa lagi adanya varietes jagung hitam yang bisa menjadi
pendongkrak ekonomi petani, serta tingginya dukungan pemerintah dalam
peningkatan kualitas pangan dan didukung dengan adanya teknologi yang dapat
menunjang kebutuhan petani dalam memudahkan pekerjaannya, serta masih
langkahnya varietes jagung ini sehingga peluang pasar masih sangat terbuka
lebar untuk petani dalam mengembangkan dan membudidayakannya dengan teknologi
pertanian yang ada saat ini.
5.2
Saran
Saran kami kepada dosen dan
mahasiswa agar lebih mengembangkan teknologi budidaya jagung hitam serta
memperkenalkan varietes baru ini kepada para petani demi terciptanya sumber
pangan yang lebih sehat untuk masyarakat Indonesia yang lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
Purmono, dan
H.Purnamawati.,Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul (Jakarta:Penebar
Swadaya,2009).
Tim Penulis PS., sweet corn baby
corn (Jakarta:penebar swadaya, 1991).