Laporan Praktikum
Dasar Dasar Ilmu Tanah
PROFIL
TANAH
NAMA : WAHYUDI WAHID
NIM :
G11115057
KELAS : DASAR DASAR ILMU TANAH D
ASISTEN : PRATAMA PUTRA
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
HASANUDDIN
MAKASSAR
2015
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Profil tanah merupakan irisan vertikal tanah
dari lapisan paling atas hingga ke bebatuan induk tanah (regolit), yang
biasanya terdiri dari horizon-horizon O-A-E-B-C-R. Empat lapisan teratas yang
masih di pengaruhi cuaca di sebut solum tanah, horizon O-A disebut tanah
lapisan atas dan horizon E-B disebut lapisan tanah bawah (Hanafiah,2005)
Pada suatu profil tanah yang lengkap dapat kita liat beberapa lapisan yang membentuk tanah. Dan
lapisan-lapisan tersebut pada beberapa macam tanah dikenal sebagai horizon genesa tanah (lapisan yang terbentuk di tempat itu sehubungan dengan
berlangsungnya proses perombakan bahan induk
tanah). Adanya lapisan-lapisan dalam tanah ini karena berlangsungnya
perombakan atau tingkat perombakan yang merupakan hasil perombakan yang tidak
sama. Lain halnya pada tanah yang tergolong Entisol, di sini lapisan-lapisan
merupakan hasil penimbunan bahan yang berasal dari tempat lain. Lapisan-lapisan
yang terbentuk sebagaimana kita lihat
pada profi tanah dapat dikatakan tidak selamanya tegas dan nyata sehingga
kerapkali batas-batasnya agak kabur dan kejadian demikian akan menyulitkan
dalam penelitian (Susanto, 2005)
Pada suatu profil tanah
yang lengkap dapat kita lihat beberapa lapisan yang membentuk tanah. Dan lapisan-lapisan
tersebut pada beberapa macam tanah dikenal sebagai horizon genesa tanah (lapisan)
yang terbentuk di tempat itu sehubungan dengan
berlangsungnya proses perombakan bahan induk tanah. Adanya lapisan-lapisan dalam
tanah ini karena berlangsungnnya perombakan atau tingkat perkembangan yang
merupakan hasil perombakan yang tidak sama. Lain
halnya tanah yang tergolong Entisol, disini lapisan-lapisan merupakan hasil penimbunaan bahan yang berasal dari tempat
lain. Lapisan-lapisan yang terbentuk sebagaimana kita lihat dari profil tanah
dapat dikatan tidak selamanya tegas dan nyata sehingga kerap kali
batas-batasnya agak kabur dan kejadian demikian akan menyulitkan dalam penelitian.
Dari uraian di atas maka pencanderaan suatu
profil tanah akan membantu kita dalam memperoleh gambaran tentang sifat-sifat
tanah, terutama yang erat dengan pertumbuhan tanaman dan dengan pencanderaan
itu akan membuktikan kita lebih mengetahui
tentang sifat dari setiap horizon (lapisan-lapisan penyusun tanah). Dalam hal
ini misalnya dapat ditentukan tentang adanya lapisan endapan air pada kedalaman
tertentu sehingga dengan demikian dapat di tentukan mengenai cara-cara
pengolahan dan pengelolaan tanah bagi
pembudidayaan tanaman di tempat tersebut (Sutedjo dan Kartasapoertra, 2010).
1.2
Tujuan dan Kegunaan
Tujuan praktikum ini yaitu
dimana kita dapat mengamati langsung di lapangan mengenai profil tanah dan juga mengamati lapisan-lapisan tanah
tersebut.
Manfaat praktikum ini
yaitu sebagai bahan informasi dan juga merupakan bahan untuk meningkatkatkan pemahaman tentang
profil tanah yang ada di sekitar kita.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Profil Tanah
Profil tanah merupakan irisan vertikal
tanah dari lapisan paling atas hingga ke bebatuan induk tanah (regolit), yang
biasanya terdiri dari horizon-horizon O-A-E-B-C-R. Empat lapisan teratas yang
masih di pengaruhi cuaca di sebut solum tanah, horizon O-A disebut tanah
lapisan atas dan horizon E-B disebut lapisan tanah bawah (Hanafiah, 2005)
Meskipun tanah terdiri dari beberapa
horizon, namun bagi tanaman yang sangat penting adalah horizon O-A (lapisan
atas) yang biasanya mempunyai ketebalan di bawah 30 cm, bahkan bagi tanaman
berakar dangkal seperti padi, palawija dan sayuran-sayuran yang paling berperan adalah kedalaman di bawah 20 cm. Oleh karena itu
istilah kesuburan tanah biasanya mengacu pada ketersediaan hara pada lapisan
setebal ini, yang biasanya di sebut sebagai lapisan olah. Namun bagi tanaman-tanaman
perkebunan dan kehutanan (pepohonan) untuk jangka panjang lapisan tanah bawah juga menjadi sumber hara dan air (Hanafiah,
2005). Menurt Sutedjo
dan Kartasapoetra (2010) menemukakan bahwa setiap tanah memiliki
horizon-horizon yang mencirikan dan sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman
tingkat tinggi.
Istilah sifat tanah digunakan untuk menjembatani
beberapa konsep yang mempunyai persamaan arti, misalnya karakter, karakterstik,
kenampakan, dan laksana. Sifat pedogenesis adalah total semua sifat tanah yang
diamati dalam pedon. Sifat ini dapat
dikelompokkan berdasarkan perbedaan proses pedogenesis dan faktor-faktor yang
mempengaruhi, yakni Litogenetik,
Climatogenetik, Fitogenetik, Hidrogenik, Antropogenik (Sutanto, 2005).
Bagi tanaman fungsi
pertama tanah sebagai media tumbuh adalah sebagai tempat akar berpenetrasi
(sifat fisik) yang selama cadangan nutrisi (hara) masih tersedia didalam benih, hanya air
yang diserap oleh akar-akar muda kemudian bersamaan dengan makin berkembangnya
perakaran cadangan makanan ini menipis, untuk melngkapi kebutuhan maka akar-akar
ini mulai pula menyerap nutrisi baik
berupa ion-ion organik seperti N,P,K (Hanafiah,
2005).
2.2.1
Sifat Fisik Tanah
Secara keseluruhan
sifat-sifat fisik tanah ditentukan oleh, ukuran dan komposisi partikel-partikel
hasil pelapukan bahan penyusun tanah, jenis dan
proporsi komponen komponen penyusun partikel-partikel ini, keseimbangan antara
suplai air, energy dan bahan dengan kehilangannya, dan intensitas reaksi kimia
dan biologis yang telah atau sedang berlangsung, sifat fisika tanah dibagi
menjadi beberapa yaitu, Tekstur tanah menunjukkan komposisi partikel penyusun
tanah (separat) yang dinyatakan sebagai perbandingan proporsi (%) relativ dan fraksi pasir (sand) (berdiameter 2,00-0,02 mm atau
200-2000 µm, debu (silit) (berdiameter 0,20-0,02 mm atau 200-2 µm dan liat
(clay)(<2 µm). Lal mengemukakan dalam Hanafiah (2005), bahwa partikel berukuran di atas 2 mm seperti krikil dan
bebatuan kecil tidak tergolong sebagai fraksi tanah, tetapi ada juga yang
mengatakan bahwa harus di perhitungkan dalam evaluasi tekstur tanah. Struktur, apabila
tekstur mencerminkan ukuran ukuran partikel dari fraksi-fraksi tanah ,maka struktur
merupakan kenampakan bentuk atau susunan partikel-partikel kimia tanah (fase, debu
dan liat individual) hingga partikel-partikel sekunder (gabungan
partikel-partikel primer yang di sebut ped (gumpalan) yang membentuk agregat (bongkah). Tanah yang
partikel-partikelnya belum bergabung, terutama yang bertekstur pasir, disebut
tanpa struktur atau berstruktur lepas, sedangkan tanah bertekstur liat-liat, yang terlihat massif (padu tanpa ruang pori, yang
lembek jika basah dan keras ketika kering) atau apabila di liat dengan air
membentuk pasta disebut juga tanpa struktur. Konsistensi tanah, apabila
struktur merupakan hasil keragaman gaya-gaya fisik (kimiawi dan biologis) yang
bekerja didalam tanah maka konsitensi merupakan ketahanan tanah terhadap
tekanan gaya-gaya dari luar, yang merupakan indikator derajat manifestasi
kekuaan dan corak gaya-gaya fisik (kohesi dan adhesi) yang bekerja pada tanah
selaras dengan tingkat kejenuhan airnya. penurunan
kadar air aka menyebabkan tanah kehilangan sifat kelekatan (stickness)
dan kelenturan (plastissity), menjadi
gembur (friable) dan lunak (soft), serta menjadi keras dan kaku (coheren) pada saat kering bobot tanah, bobot
merupakan kerapatan tanah per satuan volume yang dinyatakan dalam dua batasan
yaitu kerapatan partikel (bobot partikel, BP) adalah bobot massa partikel padat
per satuan volume tanah, biasanya tanah mempunyai kerapatan partikel 2,6 g cm-3,
dan kerapatan massa (Bobot Isi, BI) adalah bobot
massa tanah kondisi lapangan yang dikering-ovenkan persatuan volume. Nilai
kerpatan massa tanah berbanding lurus dengan tingkat kekasaran
partikel-partikel tanah, makin kasar maka akan makin berat. Tanah lapisan atas yang bertekstur liat dan berstruktur Granuler mempunyai BI antara 1,0 -1,3 g cm-3, sedangkan
yang berstektur kasar ber BI antara 1,3-1,8 g cm-3. BI air =1 g cm=1
ton m. Porositas, porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong)
yang terdapat dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan
udara, sehingga merupakan indikator kondisi drainase drainase tanah. Tanah yang
poreus berarti tanah cukup mempunyai ruang pori untuk pergerakan air dan udara
masuk-keluar tanah secara leluasa, sebaliknya jika tanah tidak poreus. Aerasi Tanah,
Aerasi Tanah merupakan istilah yang
mengindikasikan kondisi tata/udara (keluar-masuknya udara) dalam tanah. Aerasi
baik berarti keluar-masuknya udara dari dan kedalam tanah terjadi tampa
hambatan, sedangkan aerasi buruk berarti sebaliknya. Temperatur tanah, temperature
(suhu) adalah suatu sifat tanah yang sangat penting, Secara langsung
mempengruh petumbuhan tanaman, dan juga terhadap
kelembaban, aerasestruktur, aktifitas nitrobial, dan enzimatik, dekomposisi
serasa/sisa tanaman dan ketersedian hara-hara tanaman. Temperatur tanah
merupakan salah satu faktor tumbuh tanaman yang penting sebagaimana halnya air,
udara, dan unsur hara. proses kehidupan bebijian, akar tanaman dan mikroba tanah
secara langsung dipengaruhi oleh temperatur tanah. Laju reaksi kimiawi
meningkat dua kali lipat untuk setiap 10 derajat kenaikan temperatur. Warna tanah,
warna tanah merupakan indikator sifat kumia tanah. Tanah yang berwarna gelap
berarti banyak mengandung bahan organik tanah atau belum mengalami pelindian (leaching) hara secara instensif,
sehingga relatif subur, sedangkan tanah yang berwarna terang atau pucat berarti
berBOT (bahan organik tanah) rendah atau telah mengalami pelindian hara
instensif, sehingga relative miskin. Warna tanah itu tidak murni, dalam suatu
warna, warna cokelat misanya, di sana sini sering terhadap tambahan berupa
kumpulan titik dan corengan merah, kuning
atau warna gelap (hitam) (Hanafiah, 2005).
2.2.2.
Sifat Kimia Tanah
Sutanto mengemukakan
bahwa perilaku kimia tanah didefenisikan sebagai keseluruhan reaksi fisik kimia
dan kimia yang berlangsung antar-penyusun tanah serta antara penyusun tanah dan
bahan yang ditambahkan kedalam tanah dalam bentuk pupuk ataupun pembenahan
tanah lainnya.
1. Pertukaran Ion
Ion adalah koloid
anorganik (mineral lempung) dan koloid organik (humus). Kapasitas Tukar Kation
(KTK me/100 g tanah) ditakrifkan sebagai kemampuan koloid tanah untuk menjerap
dan mempertukarkan ion dengan muatan (charge)
yang sama (+ dan -) dan permukaan koloid yang bermuatan negatif. Kation tertukarkan yang paling penting adalah Ca,
Mg, K, Na, H, Al, yang relatif lebih rendah
adalah NH4 dan Fe, dan dalam jumlah sendikit Mn, Cu, dan Zn.
2. Reaksi Tanah (pH
Tanah)
Sutanto mengemukakan bahwa
reaksi tanah dapat diukur dan ditulis denhan pH, sama dengan –log [H+],
berkisar antara 10-1 sampai 10-12 mol/liter. Makin tinggi
konsentrasi ion H, makin rendah –log [H+] atau pH, dan makin asam
reaksi tanah. Secara umum keasaman tanah dibedakaan atas asam, netral, dan
basa.
3. Sifat Redoks Tanah
Tanah banyak mengandung
sistem oksidasi-reduksi yang bersifat dapat balik (reversible) dalam waktu yang relatif singkat. Pada kebanyakan
sistem, proses-proses oksidasi hanya melepaskan elektron, tetapi juga melepaskan ion H+, sedangkan proses
reduksi memerlukan ion H+.
III.
METODOLOGI
3.1. Letak Geografis dan Administrasi
Berdasarkan letak geografisnya, lokasi pengamatan terletak di 5º8’6”
LS dan 119º241’17” BT. Dengan batas sebelah utara pemukiman, sebelah barat
perkebunan, sebelah selatan perkebunan jati, sebelah timur jalan raya.
3.2. Tempat dan Waktu
Praktikum penggalian profil tanah dilaksanakan di Teaching Farm,
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddan, Makassar. Pada hari Minggu, 11
Oktober 2015 pada pukul 10.00 WITA - selesai.
3.3. Alat dan Bahan
Peralatan yang diperlukan adalah peralatan mekanik seperti cangkul,
linggis, skop, peralatan deteksi seperti pisau lapangan, meteran gulung otomatis, lup, buku
munsell, komputer, dan monolit (bila tersedia). Adapun bahan-bahan yang
diperlukan meliputi profil tanah, dan gambar-gambar profil tanah dari foto-foto
dan literatur.
3.4. Prosedur Kerja
Hal pertama yang harus dilakukan yaitu membuat lubang penampang
harus besar, agar orang dapat mudah duduk atau berdiri didalamnya agar
pemeriksaan berjalan lancar, mengukur penampang 2 m X 1 m sampai bahan
induk dan pemeriksaan disisi lubang penampang ruang mendapat sinar matahari,
tanah bekas galian jangan ditumpuk diatas sisi penampang pemeriksaan, penampang
pewakil adalah tanah yang belum mendapat gangguan, misalnya timbunan serta jauh
dari pemukiman, jika berair maka air yang didalam penampang harus dikeluarkan
sebelum pengamatan, melakukan pengamatan pada sinar matahari cukup (tidak
terlalu pagi atau sore).
3.4.1. Penggalian Profil
Penggalian profil tanah dilakukan untuk menngetahui
proses-proses pembentukan tanah (genesis) yang telah dilaluinya, makin
lengkap atau makin berdiferensiasi horizon-horizon tanah berarti makin tua umur
tanah, namun kelengkapan atau diferensiasi horozon ini akan makin berkurang
atau makin baur apabila tanah mengalami erosi.
3.4.2. Pengambilan Sampel Tanah Utuh
Meratakan dan membersihkan lapisan yang akan diambil, kemudian
meletakkan ring sampel tegak lurus (bagian runcing menghadap kebawah) pada
lapisan tanah tersebut, menekan ring sampel sampai bagiannya masuk ke dalam,
meletakkan ring lain tepat diatas ring sampel pertama, kemudian tekan lagi
sampai bagian bawah dari ring sampel kedua masuk kedalam tanah (10 cm),
menggali ring sampel beserta tanah didalamnya dengan skop atau linggis,
memisahkan ring sampel kedua dari ring sampel pertama dengan hati-hati,
kemudian potonglah kelebihan tanah yang ada pada permukaan dan bawah ring
sampel sampai permukaan ratah dengan permukaan ring sampel, menutup ring sampel
dengan plastik lalu simpan didalam kotak khusus yang telah disediakan.
3.4.3 Pengambilan Sampel Tanah Terganggu
Ambillah tanah dengan pisau sesuai dengan lapisan yang akan diambil,
mulailah dengan lapisan paling bawah dan masukkan dalam kantong plastik yang
telah diberi label.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
DATA PROFIL TANAH
I. SITUS
INFORMASI
a.
Profil tanah : 1
b.
Klasifikasi tanah : Alfisol
c.
Tanggal observasi : 11
Oktober 2015
d.
Lokasi : Mto (S, N,
W, S)
·
Sebelah utara : Pemukiman
·
Sebelah timur : Jalan raya
·
Sebelah selatan : Tanaman kedelai
·
Sebelah barat : Pohon jati
Dari jalan utama : Perintis
Kemerdekaan
Kelurahan/Desa :
Tamalanrea
Kordinat BT : 5°8ʼ6” LS dan
119°241’17” BT
LS/LU : LS
e.
Elevasi (m) : 20 mdpl
f.
Vegetasi/penggunaan lahan : Pohon jati
g. Cuaca
tanah saat deskripsi :
Cerah
Tabel 1. Penggambaran
Horizon
Nomor lapisan
|
1
|
2
|
3
|
Simbol horizon
|
A
|
B
|
C
|
Kedalaman lapisan tanah (cm)
|
0-20 cm
|
20-70 cm
|
70-90 cm
|
Warna tanah
|
5 YR 4/6 (Dark yellow brown)
|
2,5
YR 4/8 (Red)
|
5
YR 5/6 (Dark yellow brown)
|
Tekstur
|
Silty
|
Clay
|
Clay
|
Struktur
|
Weak granular
|
Moderate, prismatic
|
Strong, crumb
|
4.2.
Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum profil tanah
membuktikan bahwa pada tanah memiliki beberapa horizon yang diantara
horizon-horizon tersebut sangat berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Dimana Sutedjo dan Kartasapoetra (2010) berpendapat bahwa setiap tanah
memiliki horizon-horizon yang mencirikan dan sangat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman tingkat tinggi.
Berdasarkan hasil pengamatan
diatas dijelaskan bahwa pada lapisan tanah
pertama (I) yang diamati pada kedalaman 0-20 cm, memiliki warna kuning coklat
tua (Dark yellow brown), karena pada lapisan ini
memiliki kadar bahan organik yang tinggi sehingga tanah tersebut memiliki warna
kuning coklat tua. Memiliki tekstur silty, membentuk bola yang mudah sekali
hancur, sedikit sekali melekat dan memiliki struktur yan halus.
Pada lapisan tanah kedua (II)
yang diamati pada kedalaman 20-70 cm dan memilik warna Red, memiliki
tekstur liat, dimana pada tanah tersebut terasa agak berat dan halus, sangat
lekat, mudah membentuk bola dengan baik,
dan mudah membentuk gulungan.
Pada profil tanah ketiga
(III) yang diamati pada kedalaman 70 - 90 cm dan memiliki warna kuning coklat
tua (cerah) (Dark yellow
brown), pada lapisan ini memiliki warna yang
hampir sama pada lapisan
pertama dan memiliki
tekstur liat, dimana pada tanah tersebut terasa agak berat dan halus, sangat
lekat, mudah membentuk bola dengan baik,
dan mudah membentuk gulungan.
Pada
lapisan profil diatas memiliki perbedaan warna yang dipengaruhi oleh kadar
bahan organik pada tanah tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Hanafiah
(2005) yaitu, tanah yang
berwarna gelap berarti banyak mengandung bahan organik tanah atau belum mengalami
pelindian (leaching) hara secara
instensif, sehingga relatif subur, sedangkan tanah yang berwarna terang atau
pucat berarti berBOT (bahan organik tanah) rendah atau telah mengalami
pelindian hara instensif, sehingga relatif miskin.
V.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Lapisan
pertama mempunyai kedalaman 0-20 cm, yang, memiliki tekstur silty, struktur Weak
granular dan berwarna Dark yellow brown. Lapisan kedua mempunyai kedalaman 20-70 cm, yang bertekstur Clay, berstruktur Moderate, prismatic dan berwarna Red. Lapisan ketiga mempunyai kedalaman 70-90 cm, bertekstur Clay, dan berstruktur Strong, crumb
berwarna Dark yellow brown. Dari ketiga lapisan di atas memiliki warna
yang berbeda-beda yang disebabkan oleh bahan organik, makin banyak bahan organik
pada tanah tersebut maka makin gelap pula warna tanah tersebut, sedangkan jika
tanah tersebut berbahan organik rendah maka akan berwarna pucat.
5.2 Saran
Saran
saya sebaiknya pada penggalian profil selanjutnya memilih tanah yang tua agar
horizon-horizon tanah dapat terlihat jelas dan sebaiknya menggunakan alat yang
canggih dalam penggalian profil tanah agar dapat mengefesiensikan waktu dalam
proses penggalian.
DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, K.A. 2005. Dasar-Dasar
Ilmu Tanah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Pandutama, M.H, at.al., 2003. Buku Ajar Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jember:
Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Jember
Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Daerah Istimewa Yogyakarta: PT Kanisius Depok
Sutedjo, M.M dan Kartasapoetra, A, G. 1987.
Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta: Rineka Cipta
LAMPIRAN
Gambar 1.
Pembersihan tanah dari Gambar 2. Pemberian
pengukuran dan rerumputan.
pemberian batas.
Gambar
3. Penggalian tanah menggunakan cangkul dan skop.
Gamabar
5. Tampak profil tanah. Gambar 6. Pengukuran kedalaman menggunakan meter bar.
Gambar
7. Pengambilan sampel tanah terganggu.
Gambar 8. Peletakan ring samplers.
Gambar 9. Menekan ring sampel
dengan menggunakan kayu dan batu.
Gambar
10. Penggalian ring sampel.
Gambar 11. Sampel tanah utuh.
Sampel tanah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar