Rabu, 16 November 2016

laporan indek luas daun



Laporan Praktikum
Fisiologi Tumbuhan

INDEKS LUAS DAUN



                                    NAMA                       : REYNALDI
                                    NIM                            : G11115073
                                    KELAS                      :D
                                    KELOMPOK            : 13
                                    ASIATEN                  : SRI HARDIYANTI SAAD

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
       Daun adalah salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari ranting, biasanya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari untuk fotosintesis. Daun merupakan organ penting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya matahari menjadi energi kimia.
       Secara umum pertumbuhan meliputi pertambahan jumlah (pembelahan sel), pertambahan ukuran (pembentangan sel), dan diferensiasi, tetapi bagi peminat agronomi pertumbuhan dapat berarti pertambahan berat kering. Berat kering merupakan tolak ukur yang penting karena mempunyai arti ekonomis. Berat basah biasanya tidak dijadikan tolak ukur kecuali untuk tanaman hortikultura, karena nilainya tidak tetap tergantung kepada status air tanaman. Selain pertambahan berat kering, pertambahan tinggi, volume dan luas daun dapat juga dijadikan tolak ukur pertumbuhan.
       Daun merupakan salah satu organ tanaman yang paling penting. Daun merupakan tempat berlangsungnya proses fotosintesis untuk menyusun bahan kering tanaman. Luas daun termasuk parameter yang penting untuk mempelajari fisiologi dan agronomi dalam kaitannya dengan pertumbuhan tanaman. Terdapat banyak metode untuk mengukur luas daun tanaman. Metode yang banyak digunakan adalah dengan menggunakan leaf area meter, planimeter, gravimetri, fotografi, dan masih ada beberapa metode yang lain. Metode lain yang dapat digunakan dan tidak merusak tanaman adalah melalui pendekatan matematika.
       Berdasarkan uraian diatas maka praktikum indeks luas daun harus dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada kita mengenai cara pengukuran daun tanaman dengan salah satu metode yang dilakukan.



1.2  Tujuan dan Kegunaan
       Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui dan memahami mengenai cara pengukuran daun dengan metode Gravimetri sehingga daun dapat ditentukan panjang daun, lebar daun, luas daun, berat kering daun, dan berat basah daun .
       Adapun kegunaan dari praktikum yaitu supaya memberikan pengetahuan kepada mahasiswa bagaimana cara menentukan panjang daun, lebar daun, luas daun, berat kering daun, dan berat basah daun dengan metode kertas milimeter.

















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Daun
2.1.1 Daun Jambu Biji
          Daun jambu biji merupakan daun tunggal. Daun jambu biji tergolongkan tidak lengkap, karena hanya terdiri dari tangkai dan helaian saja disebut daun tangkai. Bangun daunovalis, susunan tulang daun menyirip (penninervis), ujung daun runcing (acutus), tepi daun rata (integer), pangkal daun tumpul (obtusus) duduk daun besilang berhadapan (folia decusata). Bagian ini adalah suatu bagian yang penting yaitu berfungsi sebagai alat pengambilan zat-zat makanan, respirasi dan asimilasi transparansi (Suryo, 2009)
2.1.2 Daun Mangga
Mangga berdaun tunggal tanpa anak daun penumpu, letaknya bergantian mengelilingi ranting. Panjang tangkai  daun  bervariasi antara 11,25-12,50 cm.  Bagian pangkal tangkai membesar sisi sebelah atas ada alurnya. Panjang daunnya 8-40 cm, lebar 2-12,5 cm pada daun tua.  Jumlah tulang daun 18-30 buah. Aturan letak daun pada batang  biasannya 3/8. Tetapi makin mendekati ujung leteknya saangat berdekatan, sehingga tampak dalam lingkaran.Bentuk daun mangga ada yang seperti mata tombak, lonjong, dengan ujung seperti mata tombak, segi empat, tetapi berujung runcing seperti mata tombak, atau segi empat dengan ujung membulat, tepi daun halus, kadang- kadang  sedikit bergelombang atau melipat atau menggulung jadi ada bermacam-macam (Bambang, 2007)
2.1.3 Daun Nangka
Daun tanaman nangka tergolong daun tunggal yang tumbuh berselang-seling pada bagian ranting tanaman. Permukaan daun nangka bagian atas dan bawah memiliki penampilan yang berbeda. Permukaan daun bagian atas memiliki warna hijau cerah dengan tekstur yang licin, sedangkan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau tua dengan tekstur yang kasar. Pangkal daun memiliki penumpu berbentuk segitiga dengan warna kuning kecoklatan (Junaidi, 2011).


2.2 Indeks Luas Daun
     Luas daun adalah hasil kali antara panjang daun, lebar daun dan konstanta daun. Indeks luas daun dapat digunakan untuk menggambarkan tentang kandungan total klorofil daun tiap individu tanaman. Permukaan daun yang semakin luas diharapkan mengandung klorofil lebih banyak. Indeks luas daun merupakan hasil bersih asimilasi persatuan luas daun dan waktu. Luas daun tidak konstan terhadap waktu, tetapi mengalami penurunan denga bertambahnya umur tanaman(Guswanto, 2009).
       Indeks luas daun merupakan gambaran tentang rasio permukaan daun terhadap luas tanah yang ditempati tumbuh oleh tanaman. Laju pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh laju asimilasi bersih dan indeks luas daun. Laju asimilasi bersih yang tinggi dan indeks luas daun daun yang optimum meningkatkan pertumbuhan tanaman (Guswanto, 2009).
       Indeks luas daun (Leaf Area Index/LAI) adalah salah satu parameter penting untuk mengidentifikasi produktivitas tanaman pertanian. Nilai ILD didapat dari perbandingan setiap unit luas permukaan tanah yang tertutup oleh daun. Luas daun merupakan proyeksi daun pada bidang datar, salah satu cara mengukur luas daun adalah dengan menempatkan contoh daun pada permukaan bidang datar (Suwarsono, 2011).
2.3 Teknik Pengukuran Luas Daun
       Faktor yang penting untuk diperhatikan dalam mengukur luas daun adalah ketepatan hasil pengukuran dan kecepatan pengukuran. Masing-masing faktor tersebut memiliki kepentingan sendiri dalam penggunaannya, seperti pada pengukuran laju fotosintesis  dan proses metabolisme lain tentunya ketepatan pengukuran yang diperlukan. Untuk pengukuran indek luas daun tentunya kecepatan pengukuran yang diperlukan. Namun demikian ketepatan dan kecepatan pengukuran sangat tergantung pada alat dan cara atau teknik pengukuran (Guswanto, 2009).


Menurut Guswanto (2009), terdapat beberapa cara untuk menentukan luas daun yaitu sebagai berikut :
1.    Metode Kertas Milimeter
Metode ini menggunakan kertas milimeter dan peralatan menggambar untuk mengukur luas daun. Metode ini dapat diterapkan cukup efektif pada daun dengan bentuk daun relatif sederhana dan teratur. Pada dasarnya, daun digambar pada kertas milimeter yang dapat dengan mudah dikerjakan dengan meletakkan daun diatas kertas milimeter dan pola daun diikuti. Luas daun ditaksir berdasarkan jumlah kotak yang terdapat dalam pola daun. Sekalipun metode ini cukup sederhana, waktu yang dibutuhkan untuk mengukur suatu luasan daun relatif lama, sehingga ini tidak cukup praktis diterapkan apabila jumlah sampel banyak.
2.    Gravimetri
Metode ini menggunakan timbangan dan alat pengering daun (oven). Pada prinsipnya luas daun ditaksir melalui perbandingan berat (gravimetri). Ini dapat dilakukan pertama dengan menggambar daun yang akan ditaksir luasnya pada sehelai kertas, yang menghasilkan replika (tiruan) daun. Replika daun kemudian digunting dari kertas yang berat dan luasnya sudah diketahui. Luas daun kemudian ditaksir berdasarkan perbandingan berat replika daun dengan berat total kertas.
3.    Planimeter
Planimeter merupakan suatu alat yang sering digunakan untuk mengukur suatu luasan dengan bentuk yang tidak teratur dan berukuran besar seperti peta. Alat ini dapat digunakan untuk mengukur luas daun apabila bentuk daun tidak terlalu rumit. Jika daun banyak dan berukuran kecil, metode ini kurang praktis karena membutuhkan banyak waktu. Suatu hal yang perlu diingat dalam penggunaan planimeter adalah bahwa pergeseran alat yang searah dengan jarum jam merupakan faktor yang menentukan tingkat ketelitian pengukuran. Ini sering menjadi masalah pada pengukuran daun secara langsung karena pinggiran daun yang tidak dapat dibuat rata dengan tempat pengukuran sekalipun permukaan tempat pengukuran telah dibuat rata dan halus.
4.    Metode Panjang Kali Lebar
Metode yang dipakai untuk daun yang bentuknya teratur, luas daun dapat ditaksir dengan mengukur panjang dan lebar daun.
5.    Metode Fotografi
Metode ini sangat jarang digunakan. Dengan metode ini, daun-daun tanaman ditempatkan pada suatu bidang datar yang berwarna terang (putih) dipotret bersama-sama dengan suatu penampang atau lempengan (segi empat) yang telah diketahui luasnya. Luas hasil foto daun dan lempengan acuan dapat kemudian diukur dengan salah satu metode yang sesuai sebagaimana diuraikan diatas seperti planimeter. Luas daun kemudian dapat ditaksir kemudian berdasarkan perbandingan luas hasil foto seluruh daun dengan luas lempengan acuan tersebut.
2.3 Pengaruh Cahaya Terhadap Luas dan Ketebalan Daun
      Jumlah daun tanaman lebih banyak di tempat ternaung daripada di tempat terbuka. Jenis yang diteliti memberikan respon terhadap perbedaan intensitas cahaya. Daun mempunyai permukaan yang lebih besar di dalam naungan daripada di tempat terbuka. Naungan memberikan efek yang nyata terhadap luas daun. Tanaman yang ditanam ditempat terbuka mempunyai daun yang lebih tebal daripada di tempat ternaung (Pujisiswanto, 2006).
      Tanggapan terhadap peningkatan intensitas cahaya berbeda antara tumbuhan yang cocok untuk kondisi ternaungi dengan tumbuhan bisa tumbuh pada kondisi tidak ternaungi. Tumbuhan cocok ternaungi menunjukkan laju fotosintesis yang sangat rendah pada intensitas cahaya tinggi. Laju fotosintesis tumbuhan cocok ternaungi mencapai titik jenuh pada intensitas cahaya yang lebih rendah, laju fotosintesis lebih tinggi pada intensitas cahaya sangat rendah, titik kompensasi cahaya lebih rendah dibanding tumbuhan cocok terbuka(Pujisiswanto, 2006).
      Jumlah daun tanaman lebih banyak di tempat ternaung daripada di tempat terbuka. Jenis yang diteliti memberikan respon terhadap perbedaan intensitas cahaya. Daun mempunyai permukaan yang lebih besar di dalam naungan daripada di tempat terbuka. Naungan memberikan efek yang nyata terhadap luas daun. Tanaman yang ditanam ditempat terbuka mempunyai daun yang lebih tebal daripada di tempat ternaung (Pujisiswanto, 2006).
2.5 Hubungan Luas Daun terhadap Laju Absorsi
       Tanaman mendapat air melalui proses penyerapan oleh rambut-rambut akar. Air serta garamterlarut akan diteruskan ke seluruh bagian tanaman. Hanya sebagian kecil (kurang dari 1%) dari air diabsorbsi oleh tanaman dipergunakan dalam reaksi metabolisme (hidrolisis).Sebagian besar air diabsorbsi itu akan dikeluarkan lagi dalam bentuk uap air ke atmosfer melalui proses transpirasi. Kehilangan air pada tumbuhan dapat berlangsung melalui stomata,kultikula, dan lentisel (Salisbury dan Ross, 2008) (Suyitno, 2010).
      Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air di akar. Padasiang hari biasanya air ditranspirasikan lebih cepat daripada penyerapan dari tanah. Haltersebut menyebabkan defisit air dalam daun sehingga terjadi penyerapan yang besar, padamalam harinya terjadi sebaliknya. Jika kandungan air tanah menurun sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lambat. Hal inicenderung untuk meningkatkan defisit air pada daun dan menurunkan laju transpirasi lebihlanjut. Kenyataan bahwa perubahan tingkat transpirasi mendahului perubahan tingkat penyerapanmenunjukkan bahwa dalam kondisi pertumbuhan biasa, laju penyerapan air ditentukanterutama oleh tingkat kehilangan air. Penyerapan balik hasil transpirasi mungkin sebagairespon perubahan kondisi lingkungan, tetapi tidak meningkatkan penyerapan hingga efek darikejenuhan defisit menyebabkan pada daun oleh transpirasi ditransmisikan ke akar (Suyitno, 2010).
Menurut Suyitno (2010), beberapa teori tentang naiknya air ke puncak pohon yaitu sebagai berikut :
1. Teori vital Perjalanan air dari akar ke ujung batang menentang gaya gravitasi dan gaya gesekan tahanan dinding pipa dapat terjadi hanya karena pertolongan sel-seel hidup, dalam hal ini sel-sel parenkim
2. kayu dan sel-sel jari-jari empulur yang ada di sekitar xilem. Tekanan akar Adanya pengeluaran air pada bidang potongan tonggak suatu batang yang dipotong dekat tanahmemberikan kesan bahwa didalam daerah akar terddapat suatu tenaga penggerak air. Tenaga ini tidak lebih dari 2atm.
3. Hukum kapilaritas Pembuluh kayu xilem dapat merupakan pembukuh kapiler sehingga air didalam nya sebagai kaibat dari adhesi anara dinding sel xilem dengan molekul-molekul air.
4.    Teori kohesi Ada tiga unsur dasar dalam teori kohesi untuk menjelaskan naiknya cairan, Daya penggerak adalah gradien potensial air yang makin menurun dari tanah melalui Hidrasi / adhesi tumbuhan ke atmosfir. Daya hidrasi antara molekul air dan dinding sel yang disebabkan oleh adanya ikatan hidrogen, yakni daya tarik antara molekul yang tidak sejenis. Kohesi air. Merupakan daya tarik antar molekul sejenis.




















BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1  Tempat dan Waktu
       Praktikum indeks luas daun dilaksanakan di Laboraturium Fisiologi Tumbuhan, Departemen Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin Makassar pada hari selasa, 27 September 2016 jam 15.00 sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan
       Adapun alat yang digunakan yaitu penggaris, timbangan, gunting dan alat tulis menulis.
       Bahan yang digunakan adalah kertas millimeter, daun nangka, daun mangga, daun jambu biji
3.3 Prosedur Kerja
     Adapun yang langkah kerja yang dilakukan yaitu :
1.    Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2.    Mengukur panjang dan lebar pada daun mangga, daun jambu biji dan daun nangka.
3.    Memilih daun yang paling lebar dan panjang kemudian catat data pengukurannya.
4.      Menimbang berat kertas standar dengan timbangan analitik untuk mengetahui berat kertas standar.
5.      Menggambar masing-masing pola daun pada kertas milimeter yang berbeda.
6.      Menggunting kertas milimeter sesuai pola yang telah dibuat.
7.      Menimbang berat masing-masing pola daun dengan timbangan analitik.







8.      Menghitung indeks luas daun dengan menggunakan rumus:
            Berat pola daun                                               Luas pola daun
                                                                    =                         
Berat kertas standar                                        Luas Kertas standar
9.Mengeringkan daun selama 1 minggu dengan memasukkan daun kedalam
    amplop.
10. Menimbang daun yang telah di keringkan.
11. Menghitung nilai LMA dengan menggunakan rumus:
Berat kering daun
LMA =
Indeks luas daun.




















BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Perbandingan Indeks Luas Daun dan LMA Pada Daun Mangga, Daun Jambu Biji, dan Daun Nangka
No
Jenis Daun
Daun Ke
Luas Kertas Standar
Berat Pola Daun
Berat Kertas Standar
Luas Pola Daun
1
Mangga
1
2
3
17 x 5,7
17 x 5,7
17 x 5,7
0,3
0,3
0,3
0,4
0,4
0,4
72,67
72,67
48,45
2
Jambu Biji
1
2
3
10,2 x 4,5
10,2 x 4,5
10,2 x 4,5
0,1
0,1
0,1
0,2
0,2
0,2
22,95
22,95
22,95
3
Nangka
1
2
3
11,5 x 5
11,5 x 5
11,5 x 5
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
0,1
57,5
57,5
57,5
Sumber: Data Primer Setelah Diolah 2016
4.2 Pembahasan
       Indek Luas daun adalah hasil kali antara panjang daun, lebar daun dan konstanta daun. Indeks luas daun dapat digunakan untuk menggambarkan tentang kandungan total klorofil daun tiap individu tanaman.Berdasarkan hasil praktikum perhitungan indeks luas daun dapat disimpulkan bahwa pada  luas kertas standar mangga di dapatkan ukuran panjang dan lebar yaitu 17x5,7 cm, kemudian pada berap pola daun di dapatkan 0,3 gram lalu pada  berat kertas standar  yaitu 0,4 gram dan luas pola daun  mangga 1 dan 2 yaitu 72,67 dan pada luas pola daun mangga ke 3 yaitu 48,45.
       Pada luas kertas standar daun jambu biji di dapatkan panjang dan lebar 10,2 x 4,5 cm, kemudian pada berat pola daun di dapatkan 0,1 gram lalu pada berat kertas standar daun jambu biji yaitu 0,2 gram dan pada luas pola daun di dapatkan pada jambu biji yaitu 22,95. Pada luas standar daun nangka didapatkan panjang dan lebar yaitu 11,5 x 5 cm,  kemudian pada berat pola dauan didapatkan berat 0,1 gram lalu pada berat kertas standar daun mangga yaitu 0,1 gram dan pada luas pola daun didapatkan pada daun nangka yaitu 57,5.
       Adapun faktor-faktor yang membedakan indeks luas daun pada ke 3 tanaman tersebut adalah jenis tanaman yang berbeda serta ukuran daun pada tiap jenis tanaman memiliki ukuran  serta berat yang berbeda-beda pada setiap helaian daun hal ini juga disebabkan oleh faktor pencahayaan pada daun di mana pada daun yang terkena cahaya matahari lebih  sedikit, memiliki daun yang lebih tebal dan jumlah yang lebih banyak  di bandingkan dengan  daun yang lebih banyak terkena cahaya matahari.
      Hal ini sesuai dengan pendapat Pujisiswanto (2006) yang mengatakan jumlah daun tanaman lebih banyak di tempat ternaung daripada di tempat terbuka. Jenis yang diteliti memberikan respon terhadap perbedaan intensitas cahaya. Daun mempunyai permukaan yang lebih besar di dalam naungan daripada di tempat terbuka. Naungan memberikan efek yang nyata terhadap luas daun. Tanaman yang ditanam ditempat terbuka mempunyai daun yang lebih tebal daripada di tempat ternaung.
     Indeks luas daun juga memiliki keterkaitan yang cukup erat dengan tinggi tanaman dan luas daun. Dengan mengetahui indeks luas daun dari suatu tanaman.Maka dapat diketahui pula kandungan biomassa tanaman tersebut. Indeks luas daun memiliki korelasi dengan besarnya proses fotosintesis yang dilakukan oleh tanaman. Semakin tinggi indeks luas daun maka semakin aktif sebuah tanaman dalam melakukan proses fotosintesis.


           
           





BAB V
PENUTUP
5.1  Kesimpulan
      Adapun kesimpulan yang dapat hasil yang didapatkan yaitu ;
1.    Indeks luas daun merupakan gambaran tentang rasio permukaan daun terhadap luas tanah yang ditempati tumbuh oleh tanaman. Laju pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh laju asimilasi bersih dan indeks luas daun. Laju asimilasi bersih yang tinggi dan indeks luas daun daun yang optimum meningkatkan pertumbuhan tanaman.
2.    Teknik atau cara pengukuran luas daun yaitu dengan menggunakan metode kertas mellimeter, gravimetri, planimeter, Panjang kali lebar, dan metode fotografi.
3.    Pengaruh cahaya terhadap luas daun yaitu semakin ternaungi suatu tanaman maka semakin tebal atau besar permukaan daun pada tanaman, sebaliknya jika tanaman berapa pada tempat terbuka maka luas daun akan semakin kecil.
4.    Luas daun mempengaruhi laju absorsi pada daun termasuk proses pengankutan unsur hara dari akar ke seluruh bagian tanaman melalui jaringan xilem dan pengankutan hasil fotosintesis dari daun(stomata) ke bagian tanaman melalui jaringan floem.
5.2  Saran
       Adapun saran dalam praktikum ini yaitu ada baiknya praktikum ini dijelaskan atau diberikan dulu materi mengenai indeks luas daun sebelum melakukan praktikum dan praktikum harus dilakukan dengan baik sesuai prosedur agar tujuan dan kegunaan praktikum dapat tercapai. Ada baiknya juga setiap praktikam mencoba melakukan pengukuran daun ini agar semuanya dapat memahami sesuai dipraktekkannya.





DAFTAR PUSTAKA
Bambang Marhijanto, Drs & Setiyo Wibowo. 2007. Bertanam Mangga. Arkola.   Surabaya.
Suryo. 2009. Morfologi tanaman jambu biji. Bogor. Jurnal Morfologi tanaman jambu biji.
Junaidi, Nur. 2011. Tanaman Nangka. Jurnal Pertanian. Materi morfologi tanaman nangka.
Guswanto. 2009. Teknik Pengukuran Luas Daun. Materi Teknik Pengukuran Luas Daun.
Pujisiswanto, H., & Pangaribuan, D. 2008. Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan Tanaman. Press : Bandung.
Suyitno. 2010. Pengaruh Luas Daun terhadap kecepatan Absorsi. Jurnal Pertanian. Materi Pengaruh Luas Daun terhadap kecepatan Absorsi.
Suyitno. 2010. Pengaruh Luas Daun terhadap kecepatan Absorsi. Jurnal Pertanian. Materi Pengaruh Luas Daun terhadap kecepatan Absorsi.











                                                                 






LAMPIRAN













Berat Pola Daun                 Luas Pola Daun
                                     =
Berat Kertas Standar          Luas Kertas Standar
1.      Jambu biji
w.p     L.p
       =
w.s      L.s
0,1      L.p
       =
0,2       45,9
L.p = 45,9 x 0,1
                            = 22,94
              0,2
2.      Mangga
Daun ke-1dan 2
w.p     L.p
       =
w.s      L.s
0,3      L.p
       =
0,4       96,9
L.p = 96,9 x 0,3
                            = 72,67
              0,4
Daun ke-3
w.p     L.p
       =
w.s      L.s
0,2      L.p
       =
0,4       96,9
L.p = 96,9 x 0,2
                            = 48,45
              0,4



3.      Nangka
w.p     L.p
       =
w.s      L.s
0,1      L.p
       =
0,1       57,5
L.p = 57,5 x 0,1
                            = 57,5
              0,1
LMA Daun
1.      Jambu Biji
Berat kering daun
LMA =
Indeks luas daun.
              BKS
LMA=
                ILD
              0,4
LMA=
                22,95
          = 0,017
              BKS
LMA=
                ILD
              0,1
LMA=
                22,95
          = 0,004
              BKS
LMA=
                ILD
              0,1
LMA=
                22,95
          = 0,004
2.      Mangga
Berat kering daun
LMA =
Indeks luas daun.
              BKS
LMA=
                ILD
              0,3
LMA=
                72,67
          = 0,004
              BKS
LMA=
                ILD
              0,2
LMA=
                72,67
          = 0,002
              BKS
LMA=
                ILD
              0, 2
LMA=
                58,45
          = 0,004
3.      Nangka
Berat kering daun
LMA =
Indeks luas daun.
              BKS
LMA=
                ILD
              0,8
LMA=
                57,5
          = 0,013
              BKS
LMA=
                ILD
              0,6
LMA=
                57,5
          = 0,01
              BKS
LMA=
                ILD
              0,4
LMA=
                57,5
          = 0,006










 


A
C
E
F
I
G
F
D
B
f
c
 















Gambar Lampiran: (a) Menyiapkan daun (b) Menghitung pola daun (c) Menghitung panjang daun nangka (d) Menghitung panjang daun mangga (e) Mengukur lebar daun mangga (f) Menimbang berat kertas standar daun mangga (g) Menimbang berat kertas standar daun jambu biji (h) mencatat hasil yang diperoleh



Tidak ada komentar:

Posting Komentar