Rabu, 16 November 2016

LAPORAN PENGENALAN ALAT-ALAT STASIUN KLIMATOLOGI



Laporan Praktikum 1
Agroklimatologi
PENGENALAN ALAT-ALAT STASIUN KLIMATOLOGI







Nama               : REYNALDI
Nim                 : G11115073
Kelompok       : 9 (Sembilan)
Asisten            : ISWAL FAJAR SULTAN


PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Klimatologi pada dasarnya berisikan pembahasan unsur-unsur cuaca dan iklim yang menyangkut distribusinya baik dari skala global (dunia), regional (wilayah), maupun lokal (setempat).Ilmu yang mempelajari iklim disebut klimatologi, yakni yang mengkaji gejala-gejala cuaca, tetapi sifat-sifat atau karakteristik dan gejala-gejala cuaca tersebut mempunyai sifat umum dalam jangka waktu yang relatif lebih luas pada atmosfer bumi (Sabaruddin, 2014).
Cuaca adalah keadaan atmosfer dalam waktu yang singkat serta dalam cakupan wilayah yang relatif kecil. Dan iklim adalah bentukan dari unsur-unsur cuaca hari demi hari dalam jangka panjang (jam demi jam, hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun) yang terjadi pada suatu daerah yang luas.Batasan secara klasik menyatakan bahwa iklim adalah keadaan rata-rata cuaca pada suatu periode yang cukup lama dan daerah yang luas. Tidak teraturnya perilaku iklim dan perubahan awal musim dan akhir musim seperti musim kemarau dan musim hujan membuat para petani begitu susah untuk merencanakan masa tanam dan masa panen. maka dari itu stasiun klimatologi sangat diperlukan untuk melayani informasi cuaca dan iklim pada suatu daerah dan juga untuk membantu para petani dalam mengamati cuaca (Sabaruddin, 2014).
Cuaca dan iklim merupakan dua kondisi yang hampir sama tetapi berbeda pengertian khususnya terhadap kurun waktu. Cuaca merupakan bentuk awal yang dihubungkan dengan penafsiran dan pengertian akan kondisi fisik udara sesaat pada suatu lokasi dan suatu waktu, sedangkan iklim merupakan kondisi lanjutan dan merupakan kumpulan dari kondisi cuaca yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk rata-rata kondisi cuaca dalam kurun waktu tertentu (Winarso, 2003).
Lokasi stasiun Klimatologi harus memenuhi standar yaitu dibangun diareal lahan yang jauh dari bangunan fisik.  Sebab, untuk melakukan pengamatan cuaca dan iklim tidak boleh terhalang oleh bangunan, karena akan berpengaruh dalam mengamati unsur-unsur iklim mulai dari temperatur, curah hujan,dan  kelembapan.
Pengetahuan hubungan iklim dengan kegiatan pertanian sangatlah baik dalam dunia pertanian.
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan praktikum pengenalan alat klimatologi untuk mengetahui pentingnya keberadaan stasiun badan meteorologi dan klimatologi geofisika dan prinsip kerja dari masing-masing alat klimatologi.
1.2  Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah untuk mengetahui pentingnya keberadaan stasiun Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika.Dan mengetahui prinsip kerja, cara penggunaan alat, serta macam dan kualitas data yang dihasilkan dari suatu alat pengukur analisis cuaca.
Adapun kegunaan dilaksankannya praktikum ini adalah agar dapat mengetahui pentingnya keberadaan stasiun Badan Meteorologi dan Klimatologi dan Geofisika.Dan agar dapat mengetahui prinsip kerja, cara penggunaan alat, serta macam dan kualitas data yang dihasilkan dari suatu alat pengukur analisis cuaca.

















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi Dan Geofisika)
Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor.Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika.Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch and Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum. Selanjutnya, pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO (BMKG,2014).
Pada tahun 2008 nama Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) berubah menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi danGeofisika atau BMKG. Perubahan nama ini sudah ditetapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 4 September 2008. Perubahan ini dimaksudkan untuk memperluas pengertian cakupan tugas-tugas instansi BMKG yang dari dahulunya telah melayani masyarakat dalam bidang Meteorologi klimatologi dan geofisika (Muldawati, 2013).
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika yang selanjutnya disebut BMKG adalah Lembaga Pemerintah Non Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG, 2014).
Secara spesisfik tugas BMKG meliputi pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika koordinasi kegiatan fungsional di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika memfasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah dan swasta di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika penyelenggaraan pengamatan, pengumpulan dan penyebaran, pengolahan dan analisis serta pelayanan di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika  penyelenggaraan kegiatan kerjasama di bidang meteorologi, klimatologi, kualitas udara dan geofisika. penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang  perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga (BMKG, 2014).
Dalam pengukuran mengenai cuaca dan iklim ini dibagi menjadi dua ilmu, yaitu meteorologi dan klimatologi. Meteorologi adalah kajian ilmiah mengenai kondisi cuaca di atmosfer bumi setiap hari dan prediksinya. Biasanya jangka waktunya dari menit sampai jam. Sedangkan klimatologi adalah kajian mengenai perubahan iklim di atmosfer dalam jangka panjang di daerah tertentu. Klimatologi ini biasanya mengukur rata-rata temperatur, kelembaban, curah hujan, angin, tekanan atmosfer, dan curah hujan. Jangka waktu klimatologi biasanya dari hari sampai ke tahun (Rusbiantoro, 2008).
Sifat  alat-alat meteorologi atau klimatologi pada pokoknya sama dengan alat-alat ilmiah lainnya yang digunakan untuk penelitian didalam laboratorium, misalnya bersifat peka dan teliti. Perbedaannya terletak pada penempatannya dan para pemakainya. Alat-alat laboratorium umumnya dipakai pada ruang tertutup, terlindung dari hujan dan debu-debu, angin dan lain sebagainya serta digunakan oleh observer. Dengan demikian sifat alat-alat meteorologi disesuaikan dengan tempat pemasangannya dan para petugas yang menggunakan (Budairi, 2010).
2.2 Agroklimatologi Bagi Pertanian
Agroklimatolgi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan antara unsur-unsur iklim dengan kehidupan tanaman. Radiasi matahari adalah sesuatu pancaran bersumber dari sinar matahari pada peristiwa fotosintesis yang terjadi dalam atmosfer yang di anggap penting bagi sumber kehidupan dan sangat berpengaruh terhadap hasil produksi (Tjasyono, 2004).
Perubahan iklim mempengaruhi kebiasaan petani untuk masa tanam maupun masa panen yang biasanya menggunakan sistem pranata mangsa.Perkiraan dengan sisitempranata mangsa ini sudah berubah seiring dengan perubahan iklim yang terjadi pada akhir-akhir dekade ini. Contohnya penurunan produktivitas pertanian di Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus pada tahun 2006 produksi padi sebesar 68.836 ton, tetapi pada tahun 2007 turun mejadi 37.695 ton (-50%) yang diakibatkan oleh banjir (Pasaribu, 2008).
Pertanian untuk memenuhi kebutuhan tentu untuk memperoleh hasil dengan mutu yang setinggi-tingginya dalam usaha tani seekonomis mungkin. Keberhasilan pertanian tanaman mulai dari proses hidup, tumbuh, berkembang, dan bereproduksi tidak lepas dari kondisi fisik dan lingkungan (atmosfer) tempat tumbuh tanaman. Dengan lingkungan yang sesuai, maka tujuan untuk memperoleh hasil yang optimal dapat tercapai. Namun, untuk mengetahui keadaan-keadaan tersebut kita perlu melakukan pengamatan terhadap kondisi fisik dan lingkungan (atmosfer). Mulai dari curah hujan, kecepatan angin, suhu tanah, hingga intensitas penyinaran. Untuk mengetahui itu semua dibutuhkan alat-alat pengamatan cuaca yang memiliki fungsi dan prinsip-prinsip yang berbeda satu sama lain dengan ketelitian yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu, perlunya kita mengenal berbagai macam alat pengamatan cuaca agar dapat menentukan pertanianyang cocok untukkeadaan fisik maupun lingkungan (atmosfer).
Manfaat dari klimatologi bagi pertanian adalah untuk digunakan dalam perhitungan kondisi udara dalam suatu kurun waktu tertentu atau digunakan sebagai tolok ukur untuk menentukan kondisi udara dalam suatu kurun waktu mendatang dalam periode lebih bulanan, musiman dan tahunan apakah akan berlebihan atau diatas normal dari harga rata-rata yang baku .Cuaca dan iklim memberi pengaruh dalam kehidupan masyarakat indonesia khusunya masyarakat sumatera barat sebagaimana kita ketahui mata  pencaharian masyarakat sumatera adalah dibidang agraris (pertanian) seperti padi, palawija, hortikultura dan lain-lainnya yang memberikan hasil panen yang kurang memuaskan hal ini disebabkan karena para petani sumatera barat hanya mengandalkan pengalaman dalam bertani padahal keadaan cuaca seperi curah hujan terus berubah dan bersifat dinamis. Produksi di bidang pertanian sangat tergantung pada faktor utama yaitu keadaan tanah, keadaan tanaman, iklim dan kecerdasan petani (Muldawati,2013).


2.3 Hubungan Alat Stasiun Klimatologi Terhadap Pertanian
Berdirinya Stasiun Klimatologi pada suatu daerah didasari pada kebutuhan masyarakat akan perlunya pengamatan iklim untuk diinformasikan pada masyarakat luas agar dalam melakukan kegiatan bercocok tanam mereka mengetahui masa tanam dan masa panen yang baik. Bagi stasiun klimatologi pengamatan utama yang dilakukan meliputi unsur curah hujan, suhu udara, arah dan laju angin, kelembapan, macam dan tinggi dasar awan, durasi penyinaran matahari dan suhu tanah.Oleh karena itu persyaratan stasiun klimatologi ialah lokasi, keadaan stasiun dan lingkungan sekitar yang tidak mengalami perubahan agar pemasangan dan perletakan alat tetap memenuhi persyaratan untuk menghasilkan pengukuran yang dapat mewakili (Prawirowardoyo, 1996).
Prakiraan cuaca baik harian maupun prakiraan musim, mempunyai arti penting dan banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian. Prakiraan cuaca 24 jam yang dilakukan oleh BMG, mempunyai arti dalam kegiatan harian misalnya untuk pelaksanaan pemupukan dan pemberantasan hama. Misalnya pemupukan dan penyemprotan hama perlu dilakukan pada pagi hari atau ditunda jika menurut prakiraan sore hari akan hujan lebat. Prakiraan permulaan musim hujan mempunyai arti penting dalam menentukan saat tanam di suatu wilayah.Jadi, bidang pertanian ini memanfaatkan informasi tentang cuaca dan iklim mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaannya (Setiawan, 2003).
Besarnya pengaruh curah hujan di berbagai sektor kehidupan menyebabkan prediksi cuah hujan sangat di butuhkan untuk membuat perencanaan kedepan. Namun keberadaan curah hujan secara spesial dan temporal masih sulit untuk  di prediksi. Selain itu sifatnya yang dinamis kemudian proses fisis yang terlibat juga sangat koompleks sehingga sangat sulit untuk di prediksi (Estiningtyas, 2011).
Salah satu contoh kasus dari Stasiun Klimatologi Lasiana Kupang untuk memperoleh data curah hujan menggunakan dua jenis alat, yaitu manual OBS(Obsevatorium) dan otomatis tipe Hellman. Alat ukur hujan manual termasuk jenis penakar hujan non-recording,sedangkan penakar hujan jenis otomatis tipe Hellman merupakan alat penakar hujan (Bunganaen, 2013).

2.4 Syarat Penempatan Stasiun
Taman tempat peralatan yang dipakai untuk mengukur unsur cuaca/iklim secara kontinyu disebut Stasiun Klimatologi.Taman ini merupakan lahan datar yang ditumbuhi rumput yang luasnya di atur sesuai banyak dan macam alat yang digunakan di stasiun tersebut.
Menurut Hanna (2014), kebenaran data dan keterwakilan data terhadap suatu wilayah memiliki syarat-syarat dimana syarat syarat penempatan stasiun klimatologi atau agroklimatologi antara lain: (1) Iklimnya harus luas supaya bisa mewakili semua kawasan wilayah yang diinginkan; (2) Lapangan tanah yang datar dan berumput dengan ketinggian rumput 5 cm; (3)Sudut pandangan 45o diketahui koordinat (Lintang dan bujur) dan tingginya diatas permukaan laut, disekitar taman tidak boleh ada bangunan dan pohon tinggi, tidak boleh ada yang menghalangi peralatan dari variabel yang akan diukur, seperti hujan, cahaya, suhu dll; (4) Taman alat sebaiknya dipagari, agar tidak ada gangguan dari binatang; (5) Tempat taman alat sebaiknya dekat dengan lahan pertanian; (6) Ukuran luas stasiun 50m x 50 m dan sisesuaikan dengan banyak dan macam peralatan yang digunakan.
2.5 Alat-Alat Klimatologi
Alat-alat kliamatologi yang ada di Stasiun Meteorologi dan Klimatologi Pertanian diantaranya alat pengukur curah hujan (Ombrometer tipe Observatorium dan Ombrograf), Alat pengukur kelembaban relatif udara, alat pengukur suhu udara (Termometer Biasa, Termometer Maksimum dan Termometer Minimum), alat pengukur suhu air (Termometer Maksimum-Minimum Permukaan Air), alat pengukur panjang penyinaran matahari, alat pengukur suhu tanah (Termometer Permukaan Tanah, Termometer Selubung Kayu, Termometer Bengkok, Termometer Maksimum-Minimum tanah, Termometer Simons, Stick Termometer), alat pengukur intensitas penyinaran matahari (Aktinograf), alat pengukur evaporasi (Panci Evaporasi Kelas A, Piche Evaporimeter) dan alat pengukur kecepatan angin (Cup Anemometer, Hand Anemometer, Biram Anemometer) (Prawirowardoyo, 1996).
2.5.1 Penakar hujan obeservation (OBS) dan Penakar hujan otomatis type Hellman
 Penakar hujan obeservation berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan yang jatuh pada permukaan tanah dalam periode waktu 24 jam. Bagian-bagian dari aat penak hujan Obeservation (OBS) adalah corong penakar berbentuk lingkaran, tabung penampang air hujan, kran untuk mengeluarkan air, penyangga, dan gelaas ukur dengan skala 0-25 mm, sedangkan  Penakar hujan Otamatis Type Hellman yang berfungsi untuk mengukur curah hujan yang jatuh pada permukaan dalam periode waktu dalam 24 jam yang di lakukan secara otomatis
2.5.2 Termometer bola kering dan Termometer bola basah
Thermometer bola kering berfungsi menunjukkan suhu udara pada waktu pengamatan termometer bola kering terpasang di dalam sangkar meteorology, sedangkan  termometer bola basah berfungsi mencari kelembaban udara dengan bantuanTable dan  waktu pengamatan thermometer bola basah sama dengan waktu pengamatan thermometer bola kering. Termometer bola basah terpasang dalam sangkar meteorology.
2.5.3 Termometer maksimum  dan Termometer minimum
Termometer maksimum berfungsi untuk mengukur suhu tertinggi dan Spesifikasi dari thermometer maksimum adalah terdapatnya celah sempit bagian antara bola thermometer dan kolom air raksa pada skala, untuk menghambat kembalinya air raksa yang telah masuk ke kolom raksa dapat kembali ke bola teermometer saatterjadinya penyusutan oleh penurunan suhu, sedangkan termometer minimum berfungsi untuk mengukurn suhu rendah dan spesifikasi dari alat ini adalah termometer minimum tidak menggunakan air raksa, akan tetapi menggunakan alkohol. Alasan penggunaan alkohol adalah alkohol mempunyai titik beku yang rendah dan merupakan penghantar yang baik.
2.5.4 Termometer tanah
Termometer tanah  berfungsi untuk mengukur suhu tanah dimana Kedalamantanah yang diukur meliputi kedalam tanah 0 cm, 2 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm, dan 100 cm.
2.5.5 Campbell stokes
2.5.5 Campbell stokes
Campbeell Stokes berfungsi untuk mengukur lamanya durasi penyinaran matahari dan Dipergunakannya bola kaca pejal dimasukkan agar alat tersebut dapat dipergunakan untuk memfokuskan sinar matahari secara terus menerus, tampa terpengaruh oleh posisi matahari. Kertas Pias ditempatkan pada kerangka cekung yang konsentrik dengan bola pejal dan sinar yang difokuskan tepat mengenai pias
2.5.6 Automatic water sampler
Automaticwater sampler adalah alat pengukur curah hujan mingguan Curah hujan yang terukur menggunakan alat ukur ini diukur sekali dalam seminggu yaitu setiap hari senin pukul 07.00 pagi menggunakan gelas ukur tipe hellman. Dan alat ini menyediakan air sampeluntuk diuji kualitasnya
2.5.7 Termograph
 Termograph adalah pengukur suhu udara yang merekam setiap perubahan suhu udara termograph dipasang di dalam sangkar meteorologi. Merupakan alat pengukur suhu udara secara kontinyu karena dapat merekam keadaan suhu udara selama waktu yang sudah diatur atau ditentukan,biasanya untuk waktu selama 24 jam,bahkan satu minggu.














BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat        
Praktikum Agroklimatologi ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 2 Maret 2016 pukul 15.30-18.00 WITA. Praktikum Agroklimatologi bertempat di  Agroklimatologi Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Pengenalan Alat Stasiun Klimatologi yaitu Laptop, LCD, ATK, dan Slide power point.
3.3  Metode Praktikum
Adapun metode yang dilakukan pada praktikum Pengenalan Alat Stasiun Klimatologi adalah sebagai berikut, mengidentifikasi macam-macam alat stasiun klimatologi satu per satu dengan didampingi pemateri asisten sebagai pemateri, melakukan tanya jawab dengan asisten, melakukan diskusi dengan asisten, dan mengambil kesimpulan dari hasil diskusi yang telah dilakukan.















BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
                                            Kesimpulan yang dari praktikum adalah
DAFTAR PUSTAKA

Bmkg. 2014.Makalah Riset di BMKG.www.bmkg.go.id. Di akses pada 19 Februari 2016.Pukul 01.00 WITA.

Bunganaen, Wilhelmus. 2013. Jurnal Tehnik Sipil. Kupang.

Estiningtyas, W. 2011.JurnalMeteorologi Klimatologi dan Geofisika.Tangerang Selatan.

Hanna. 2014. Laporan Klimatologi. http:/hannadebora.blogspot.co.id.Diakses pada tanggal 21 Februari 2016.Pukul 09.00 WITA.

Muldawati. 2013. Jurnal Laporan Prediksi Curah Hujan Daerah Sicicin Dengan Menggunakan Metode Arima. Universitas Andalas. Sumatera Barat.

Pasaribu SM, dkk. 2008. Peningkatan adaptasi petani di daerah marginal terhadap perubahan iklim. Laporan Penelitian Pusat Analisi Sosial Ekonomi Dan Kebijaksanaan Pertanian Dapartmen Pertanian.

Prawiroardoyo, S. 1996. Meteorologi.Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Setiawan. 2003. Otomatisasi stasiun cuaca untuk menunjang kegiatan   pertanian. (http : // www.bmg.ac.id) Diakses tanggal 19 Februari 2016.Pukul 01.50 WITA.
Sabaruddin, Laode. 2014. Agroklimatologi.Alfabeta. Bandung.

Tjasyono, Bayon. 2004. Klimatologi. Bandung : ITB.

Winarso.2003. Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. Tangerang Selatan.

 

 

 

 

 

 





1 komentar: