Rabu, 16 November 2016

laporan praktikum stomata

 

Laporan Praktikum I
 Fisiologi Tumbuhan
STOMATA


NAMA            : REYNALDI
NIM                : G111 15 073
KELAS           : D
KELOMPOK : 13
ASISTEN       : SRI HARDIYANTI SAAD

Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Hasanuddin
Makassar
 2016
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
      Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari.
       Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam struktur membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat dan cahaya  yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari.
            Stomata membuka jika tekanan turgor sel penutup tinggi, dan menutup jika tekanan turgor sel penutup rendah.  Ketika air dari sel tetangga memasuki sel penutup, sel penutup akan memiliki tekanan turgor yang tinggi. Sementara itu, sel tetangga yang telah kehilangan air akan mengerut, sehingga menarik sel pennutup kebelakang, maka stomata terbuka. Sebaliknya, ketika air meninggalkan sel penutup dan menuju ke dalam sel tetangga, maka tekanan turgor di dalam sel penutup akan menurun (rendah). Sementara itu, sel tetangga yang mengakumulasi lebih banyak air akan menggelembung, sehingga mendorong sel penutup ke depan, maka stomata tertutup.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stomata
      Stomata terdiri atas sel penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa sel tetangga. Mekanisme menutup dan membuka-nya stomata tergantung dari tekanan turgor sel tanaman, atau karena perubahan konsentrasi karbondioksida, berkurangnya cahaya dan hormon asam absisat. Stomata berperan penting sebagai alat untuk adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan maka stomata akan menutup sebagai upaya untuk menahan laju transpirasi. Senyawa yang banyak berperan dalam membuka dan menutupnya stomata adalah asam absisat. Mekanisme membuka dan menutup stomata pada tanaman yang toleran terhadap cekaman kekeringan sangat efektif sehingga jaringan tanaman dapat menghindari kehilangan air melalui penguapan. Tipe stomata yang berbeda dipengaruhi olek kondisi lingkungan, habitat tanaman tersebut dan anatomi tanaman itu sendiri. Tanaman dengan kondisi kekurangan air memiliki stomata dengan kerapatan rendah  serta memiliki sel buliform berukuran besar dengan kerapatan relative besar Sedangkan pada kondisi kelebihan air memiliki stomata dengan kerapatan tinggi (Lestari, 2006).
      Tidak semua stomata pada spesies sangat peka terhadap kelembaban atmosfer. Stomata menutup bila selisih kandungan uap air di udara dan di ruang antar sel melebihi titik kritik. Hal itu mungkin disebabkan gradien uap yang tajam mendorong penutupan stomata, respon paling cepat terhadap kelembaban yang rendah terjadi pada saat tingkat cahaya rendah. Suhu tinggi (30 – 350C) biasanya menyebabkan stomata menutup. Mungkin hal ini sebagai respon taklangsung tumbuhan terhadap keadaan rawan air, atau mungkin karena laju respirasi naik sehingga CO2 dalam daun juga naik (Salisbury, 2006).

        Stomata membuka karena meningkatnya pencahayaan (dalam batas tertentu) dan peningkatan cahaya menaikkan suhu daun sehingga air menguap lebih cepat naiknya suhu membuat udara mampu membawa lebih banyak kelembaban sehingga transpirasi meningkat dan akan mempengaruhi bukaan stomata (Salisbury, 2011).
         Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air kedalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke potensi air lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut (solute) didalam cairan sel tersebut. Semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi osmotic sel akan semakin rendah. Dengan demikian, jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka secara keseluruhan potensi air sel akan menurun. Untuk memacu agar air masuk ke sel penjaga, maka jumlah bahan yang terlarut di dalam sel tersebut harus ditingkatkan (Lakitan, 2010).
       Kepadatan stomata dapat ditunjukkan dengan kondisi perubahan konsentrasi karbondioksida. Karbondioksida dan intensitas cahaya merupakan adalah satu-satunya faktor yang diketahui dapat digunakan untuk mengendalikan perkembangan stomata dari sel epidermis. Efek dari karbondioksida, pada pertumbuhan daun dapat diketahui dengan mengukur indeks stomata (IS), yang menggambarkan rasio antara banyaknya stomata dengan jumlas sel pada permukaan daun (John, 2002).
        Intensitas cahaya yang optimal akan mempengaruhi aktivitas stomata untuk menyerap CO2, makin tinggi intensitas cahaya matahari yang diterima oleh permukaan daun tanaman, maka jumlah absorpsi CO2, relatif makin tinggi pada kondisi jumlah curah hujan cukup, tetapi pada intensitas cahaya matahari diatas 50% absorpsi CO2 mulai konstan. (Nasaruddin, 2013).
        Sel penjaga pada tanaman dikotil umumnya berbentuk seperti sepasang ginjal. Keunikan dari sel penjaga ini adalah bahwa serat halus selulosa (cellulose microfibril) pada dinding selnya tersusun melingkari sel penjaga, pola susunan yang demikian disebut sebagai miselasi radial (radial micellation). Karena serat selulosa ini relatif tidak elastis, maka jika sel penjaga menyerap air, maka sel ini tidak dapat membesar diameternya, tetapi dapat memanjang. Karena sepasang sel penjaga ini melekat satu sama lain pada kedua ujungya, maka jka keduanya memanjang (akibat menyerap air) maka keduanya akan melengkung ke arah luar. Kejadian ini akan menyebabkan celah stomata terbuka (Lakitan, 2007).
 2.2 Mekanisasi Membuka Dan Menutupnya Stomata
        Pembukaan stomata berkaitan dengan proses metabolisme tumbuhan yaitu transpirasi dan fotosintesis. Stomataberperan dalam difusi CO2 pada proses  fotosintesis. Selain itu stomata juga berfungsi sebagai pintu keluarnya cairan dari sel dalam proses transpirasi (Salisbury, 2011).
         Pembukaan stomata sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan, antara lain intensitas cahaya, temperatur dan air. Faktor – faktor lingkungan tersebut mengalami perubahan harian (diurnal) seiring dengan bergantinya waktu pagi, siang dan sore hari. Pada pagi hari stomata akan mulai membuka lebar karena intensitas cahaya dan temperature yang tidak terlalu tinggi serta kelembaban yang cukup menyebabkan turgor sel penjaga meningkat. Namun pada saat siang hari, stomata menutup karena tingginya intensitas cahaya dan temperatur serta penguapan air yang
berlebihan (Salisbury, 2011).
         Laju transpirasi dan pembukaan stomata menunjukkan adanya variasi diurnal. Pembukaan stomata pada beberapa tanaman dan berbagai kondisi lingkungan menunjukkan adanya perbedaan. Pembukaan stomata pada tanaman kacang babi (Cajanus cajan) meningkat sampai jam 09.00, kemudian menurun, dan meningkat lagi pada sore hari apabila air cukup. Apabila kekurangan air, maka tidak terjadi peningkatan pembukaan stomata setelah jam 09.00. Berkurangnya pembukaan stomata pada siang hari menunjukkan toleransi kacang babi terhadap cekamanair. Pada pengamatan daun Pinus taeda di kanopi hutan menunjukkan perubahan laju pembukaan stomata terhadap fluktuasi penyinaran harian. Pada waktu pagi sekitar jam 07.00 saat intensitas cahaya rendah, laju transpirasi dan pembukan stomata sangat rendah. Selanjutnya terjadi peningkatan laju transpirasi dan pembukaan stomata sekitar jam 11.00 sampai 13.00, dengan meningkatnya pencahayaan. Setelah itu terjadi penurunan sekitar jam 15.00, dan meningkat lagi pada jam 16.00, selanjutnya terjadi penurunan. Daun tanaman anggur (Vitis vinifera) menunjukkan pembukaan stomata paling tinggi terjadi pada pagi hari (08.00), kemudian semakin menurun pada siang hari sampai sore hari. Pembukaan stomata pada daun yang terkena sinar matahari lebih besar dibandingkan dengan daun yang ternaungi (Dwidjoeseputo, 2010).
        Pembukaan stomata pada tanaman Piper hispidum dipengaruhi oleh perubahan kelembaban relatif (RH) harian. Pada pagi hari (09.00) pembukaan stomata paling tinggi dengan RH yang tinggi. Setelah itu terjadi penurunan pembukaan stomata sampai jam 13.00, kemudian meningkat lagi pada sore hari, setelah jam 16.00 terjadi penurunan (Mooney, et al., 1983). Pada tanaman Dalbergia miscolobium menunjukkan bahwa stomata mulai membuka lebar pada saat pagi hari   (pukul 08.00), namun pada saat intensitas cahaya meningkat tajam yaitu pada pukul 12.00 stomata menutup (Jati, 2007).
2.3    Tanaman C3, C4, Dan Cam
2.3.1 Definisi Tanaman C3, C4, Cam
            Tanaman C3 adalah tanaman yang mempunyai lintasan atau siklus PCR (Photosynthetic Carbon Reduction) atau sering disebut siklus calvin yang dapat menghasilkan asam organik yang mengandung 3 atom C dan jaringan yang terlibat dalam proses fotosintesis adalah jaringan mesofil. Lintasan itu dimulai dari pengikatan CO2 dengan RBP dan RuBP (Sitompul, 2011).

                   Tanaman C4 adalah kelompok tumbuhan yang melakukan persiapan reaksi gelap fotosintesis melalui jalur 4 karbon / 4C (jalur hatch- slack) sebelum memasuki siklus calvin, untuk meminimalkan keperluan fotorespirasi (Budiarti, 2008).
                   Tanaman CAM adalah tanaman yang membuka pada malam hari dan menutup pada siang hari, memiliki laju fotosintesis yang rendah bila dibandingkan dengan tanaman C3 dan C4 (Lakitan, 2010).
     2.3.2   Morfologi Tanaman C3, C4, Dan Cam
2.3.2.1 Morfologi Tanaman C3
            Secara morfologis, anatomis, dan biokimia, tanaman C3 dan C4 berbeda. Umumnya daun tanaman C4 berbentuk memanjang sempit, memiliki ruang antar sel kecil-kecil dengan vena rapat dan sel-sel berkas pengangkut besar berisi banyak kloroplas. Pada tanaman C3 kloroplas terdapat pada semua sel mesofil, masing-masing berisi enzim fotosintetik yang mengikat sebagian CO2 yang berdifusi ke dalam daun. Pada tanaman C4 ada 2 tipe sel fotosintesis, sel-sel berkas pengangkut yang besar di sekitar vena dan sel-sel mesofil sekitar berkas pengangkut (Lakitan, 2010).
2.3.2.2 Morfologi Tanaman C4
Tumbuhan C4 dan CAM lebih adaptif di daerah panas dan kering dibandingkan dengan tumbuhan C3. Namun tanaman C3 lebih adaptif pada kondisi kandungan CO2 atmosfer tinggi. Sehingga dengan meningkatnya CO2 di atmosfer, tanaman C3 akan lebih beruntung dari tanaman C4 dalam hal pemanfaatan CO2 yang berlebih (Lakitan, 2010).
2.3.2.3 Morfologi Tanaman CAM
Tumbuhan CAM stomatanya membuka pada malam hari dan menutup pada siang hari. Tumbuhan yang yang tergolong CAM banyak mengandung air (sukulen), asam organik terutama asam malat dan asam isositrat tumpul pada daun di malam hari, tetapi akan hilang pada siang hari. Perubahan ini dapat mudah diperlihatkan dengan jalan tetrasi cairan sel yang ekstrak dari daun berdaging (Lakitan, 2010).
2.3.4    Siklus Tanaman C3 C4 Dan Cam
2.3.4.1 Siklus Tanaman C3
   Sintesis C3 dimulai dengan memfiksasi CO2 ke dalam gula berkarbon lima, yaitu ribulose biphosphate (RuBp). RuBp bersifat tidak stabil sehingga akan segera terpisah menjadi dua molekul phosphoglicerate acid (PGA). Enzim yang erperan adalah RuBp-karboksilase yang disebut enzim rubisco. Molekul PGA merupakan molekul tidak berenergi tinggi berkarbon tiga yang pertama kali terbentuk.selanjutnya PGA akan diredukdi oleh ATP dan NADPH2 yang dihasilkan dari reaksi terang menjadi molekul phopoglyceraldehide (PGAL) yang berenergi tinggi (Jati, 2007).
2.3.4.2 Siklus Tanaman C4
Pada tanaman C4 yang pertama kali terbentuk adalah molekul berkarbon empat, yaitu asam oksaloasetat (AOA). Sintesis C4 dimulai dengan memfiksasi CO2 kedalam gula berkarbon tiga, yaitu phosphoenol piruvat (PEP) dengan perantara enzim PEP-karboksilase. AOA diubah menjadi asam malat atau asam asparat yang bertujuan agar CO2 dipindah ke diklud Calvin. Asam malat berubah menjadi asam piruvat. Asam piruvat akan menjadi PEP setelah difosforilasi oleh ATP (Jati, 2007).
2.3.4.3 Siklus Tanaman CAM
Hanya sekitar 5% tumbuhan menggunakan cara sintesis CAM. Pada CAM asam malat dan asam organic lainnya berkumpul pada malam hari dan akan hilang pada siang hari. Pada malam hari stomata terbuka sehingga CO2 dapat berdifusi kedalam daun. CO2 akan diikat oleh PEP-karboksilase membentuk oksalo-asetat dan asam malat. Pada siang hari stomata menutup asam malat mengalami dekarrboksilase menjadi asam piruvat dan CO2. Sintesis CAM membantu tumbuhan untuk menghemat persediaan air dengan memisahkan waktu fiksasi CO2 , reaksi terang dan siklus Calvin (Jati, 2007).
2.3.5 Perbedaan Tanaman C3, C4, Dan Cam
2.3.5.1 Tanaman C3
Adapun perbedaan ketiganya adalah, pada tanaman C3 lebih adaptif pada kondisi kandungan CO2 atmosfer tinggi, lebih adaptif pada kondisi kandungan CO2 atmosfer tinggi, karbon dioxida masuk ke siklus calvin secara langsung, Disebut tumbuhan C3 karena senyawa awal yang terbentuk berkarbon 3 (fosfogliserat), Sebagian besar tumbuhan tinggi masuk ke dalam kelompok tumbuhan C3, dan apabila stomata menutup akibat stress terjadi peningkatan fotorespirasipengikatan Ooleh enzim Rubisco (Nasaruddin, 2013).
2.3.5.2 Tanaman C4
Pada tanaman C4 lebih adaptif di daerah panas dan kering, CO2 diikat oleh PEP yang, tidak dapat mengikat O2 sehingga tidak terjadi kompetisi antara CO2 dan O2, tidak mengikat karbon dioksida secara langsung, Sel seludang pembuluh berkembang dengan baik dan banyak mengandung kloroplas, Fotosintesis terjadi di dalam sel mesofil dan sel seludang pembuluh, Pengikatan CO2di udara melalui lintasan C4 di sel mesofil dan reduksi karbon melalui siklus Calvin (siklus C3) di dalam sel seludang pembuluh (Nasaruddin, 2013).




2.3.5.3 Tanaman CAM
 Pada Tanaman CAM Lebuh adaptif di daerah panas dan kering, Pada malam hari asam malat tinggi, pada siang hari malat rendah Lintasan, tidak mengikat karbon dioksida secara langsung, Umumnya tumbuhan yang beradaptasi pada keadaan
kering seperti kaktus, anggrek dan nenas, Reduksi karbon melalui lintasan C4 dan C3 dalam sel mesofil tetapi waktunya berbeda, Pada malam hari terjadi lintasan C4 pada siang hari terjadi siklus C3 (Nasaruddin, 2013).
                                                        















BAB III
METODOLOGI
3.1  Waktu dan Tempat
        Pengambilan sample dilaksanakan pada hari  Sabtu tanggal 17 September 2016 di Pelataran HIMTI pada pukul 08.00-9.30.00 WITA.
        Pada praktikum pengamatan sample dilaksanakan pada hari selasa tanggal 20 September 2016 pukul 14.50-16.30 WITA bertempat di Laboratorium Pemuliaan Tanaman Jurusan Agronomi Fakultas pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.
3.2 Alat Dan Bahan
      Alat yang digunakan pada pengambilan sample dan pengamatan stomata adalah gunting, selotip,d’glass, kaca preparat dan  mikroskop.
       Sedangkan bahan yang dugunakan adalah daun kakao, selotip, label, plastik cetik dan kutex,.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Prosedur Kerja Di Lapangan
1. Memilih daun yang akan digunakan
2. Merbersihkan permukaan daun dan bawah daun
3. Mengoleskan kutex benih pada bagian daun secara horizontal tanpa mengenai  
    tulang daun dan tunggu hingga kutex mongering.
4. Menempelkan selotip pada daun yang telah di olesi kutex bening
5. Diamkan beberapa menit setelah itu lepas selotip dari daun dan pindahkan ke kaca preparat dan masukkan ke dalam plastic cetik.
3.3.2 Prosedur Kerja di Laboratorium
1. Masukkan preparat yang berisi sample ke mikroskop.
2. Mengambil gambar/foto stomata tersebut dan amati jumlah stomat yang terdapat pada daun tersebut.


BAB IV
                                          HASIL DAN PEMBAHASAN        
4.1    Hasil
Daun Tanaman Kakao                   Daun Tanaman Gandum
           
Bagian bawa daun                                Bagian atas daun
Sumber: Data Primer, 2016                 Sumber: Data Primer, 2016
                                               
4.2    Pembahasan
Berdasarkan dari hasil pengamatan praktikum stomata dapat disimpulkan bahwa stomata pada daun kakao yang diamati berada di bagian bawah daun. Hal ini sesuai dengan pendapat Lestari, (2006) yang menyatakan kadang stomata hanya terdapat dibawah permukaan daun, tetapi juga sering ditemui pada kedua permukaannya, meskipun lebih banyak terdapat dibawah permukaan daun. Stomata pada umumnya membuka pada saat matahari mulai terbit dan menutup saat hari gelap, sehingga memungkinkan masuknya COyang diperlukan untuk fotosintesis di siang hari. Umumnya proses pembukaan memerlukan waktu 1 jam, dan penutupan berlangsung secara bertahap sepanjang sore hingga gelap.
Pada daun tanaman tidak semua terdapat stomata baik bagian atas dan bawah. Stomata juga tidak terdapat pada semua daun. Stomata hanya terdapat di sebagian daun tanaman. Stomata itu biasa hanya terdapat pada bagian bawah dan jarang terdapat pada permukaan daun. Pada sebagian tanaman ada juga yang memiliki stomata pada bagian permukaan dan bawah daun contohnya pada tanaman kedelai.
Stomata jarang ditemukan dipermukaan daun karena jika stomata banyak di bagian permukaan daun maka akan banyak transpirasi yang terjadi.Stomata sebagian besar terdapat pada bawah daun karena stomata dapat meregulasi pertukaran gas. Stomata dibentuk oleh dua sel epidermis yang terspesialisasi yang disebut sel penjaga yang meregulasi besarnya diameter stomata.
Jumlah stomata pada daun khususnya pada daun gandum ada sembilan stomata yang terlihat pada saat diamati dengan munggunkan mikroskop.  Stomata ada yang tertup ada juga yang terbuka oleh karena itu pada saat pengambilan sample harus pagi hari sehingga stomata  pada daun tidak mengalami penguapan pada daun, daun tersebut terbuka dan tertutup jika dipengaruhi oleh intensitas cahaya .
Mekanisme membuka dan menutupnya stomata dapat dilihat dari hubungan air dengan sel-sel penutup sesuai dengan pendapat (Halim, 2009)  yang mengatakan bahwa aktivitas stomata terjadi karena hubungan air dari sel-sel penutup dan sel-sel pembantu. Bila sel-sel penutup menjadi turgid dinding sel yang tipis menggembung dan dinding sel yang tebal yang mengelilingi lobang (tidak dapat menggembung cukup besar) menjadi sangat cekung, karenanya membuka lobang. Oleh karena itu membuka dan menutupnya stomata tergantung pada perubahan-perubahan turgiditas dari sel-sel penutup, yaitu kalau sel-sel penutup turgid lobang membuka dan sel-sel mengendor pori/lobang menutup.
Sedangkan penyebab tidak di dapatkannya stomata pad saat praktikum di akibatkan karena pengambilan sample yang salah yaitu pengolesan kutex pada permukaan bawa daun terlalu tebal sehingga pada stomata daun tidak terlihat.


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1.   Stomata membuka karena peningkatan cahaya menaikkan suhu daun sehingga air
     menguap lebih cepat naiknya suhu membuat udara mampu membawa lebih
     banyak kelembaban sehingga transpirasi meningkat dan akan mempengaruhi
     bukaan stomata pada daun.
2.  Pencahyaan yang kurang dapat menyebabkan stomata pada daun menutup karena
     cahaya lemah tidak mampu menaikkan suhu yang membuat stomata tertutup.
3.  Faktor yang memengaruhi membuka dan menutupnya stomata yaitu, suhu,
     cahaya, tekanan turgor sel tanaman dan perubahan konsetrasi karbondioksida.
4. Fungsi stomata yaitu Sebagai jalan masuknya CO2 dari  udara pada proses
    fotosintesis, Sebagai jalan penguapan (transpirasi), juga Sebagai jalan pernafasan
     (respirasi).
5.2 Saran
      Sebaiknya asisten lebih memperhatikan praktikan saat pengambilan sampel agar tidak terjadi kesalahan atau kekeliruaan serta wawasan asisten harus di perdalam supaya jika pada saat praktikum tidk terjadi kesalahan.




DAFTAR PUSTAKA
Budiarti, 2008. Pengantar FisiologiTumbuhan. Gramedia. Jakarta
Dwidjoseputro. 2010. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Jati, Wijaya. 2007. Biologi Interaktif. Jakarta : Ganeca Exact.
Kimball, John. 2002. Biologi Jilid 1 Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.
Lakitan, 2010. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Grafindo, Jakarta
Lestari, E.G. 2006. Hubungan antara kerapatan stomata dengan ketahanan
                         kekeringan pada Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64.
                        Jurnal Biodiversitas 7(1): 44-48.
Nasaruddin, 2013. Aktivitas beberapa proses fisiologis tanaman kakao muda di lapang pada berbagai naungan buatan. Jurnal Agrisistem. 2(1)
Salisburry, F.B, dan C.W. Ross, 2011. Plant Physiology (Fisiologi Tumbuhan, alih bahasa : D.R. Lukman dan Sumaryono). ITB, Bandung
       Sitompul, SM. 2011. Fisiologi Tanaman Tropis. Universitas MataramPress,
                              Lombok.












 
As  
 
   


A
B
 




D
C
 


                                                                                                                      



E
F
 






G
 



Gambar Lampiran 1. Kegiatan Praktikum Pengambilan Sampel Daun Kakao (a) Menyiapkan Alat dan Bahan (b) Membersihkan permukaan daun (c) Mengoleskan kuteks pada permukaan atas daun (d) Permukaan atas daun yang telah selesai diolesi kuteks (e) Mengoleskan kuteks pada permukaan bawah daun (f) Tahap akhir pengolesan kuteks pada permukaan bawah daun (g) Sampel yang didapatkan dari pengolesan kuteks ke daun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar